Jelang HPN 2026 di Banten, Ma’ruf Amin Dorong Jurnalis Angkat Kembali Sejarah “Geger Cilegon”

Oplus_131072
JAKARTA, TirtaNews — Menjelang peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2026 yang akan digelar di Banten, Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia, KH. Ma’ruf Amin, menyerukan agar insan pers menengok kembali salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan rakyat Banten: Geger Cilegon 1888.
Dalam pertemuan hangat dengan Pengurus Pusat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di kediamannya, Ma’ruf Amin menyampaikan pesan yang bernuansa reflektif kepada kalangan jurnalis, terutama generasi muda di dunia media.
“Dari Cilegon lahir api perjuangan. Ulama dan rakyat bersatu menegakkan martabat bangsa. Para jurnalis perlu menulis dan mengangkatnya kembali agar generasi muda tahu bahwa kemerdekaan kita tumbuh dari perlawanan moral dan keyakinan,” ujar Ma’ruf.
Menurut Ma’ruf Amin, Geger Cilegon bukan sekadar pemberontakan rakyat terhadap penjajah Belanda, melainkan manifestasi kesadaran spiritual dan nasionalisme dini yang tumbuh di tengah masyarakat Banten pada akhir abad ke-19.
Pandangan itu sejalan dengan kajian sejarawan Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo dari Universitas Gadjah Mada dalam karya monumentalnya Pemberontakan Petani Banten 1888. Sartono mencatat bahwa peristiwa Cilegon merupakan bentuk perlawanan sosial yang digerakkan oleh iman, keadilan, dan kepemimpinan ulama lokal — sebuah embrio nasionalisme yang tumbuh dari spiritualitas rakyat.
“Dalam peristiwa Cilegon, Islam menjadi sumber energi moral bagi rakyat untuk melawan penindasan kolonial,” tulis Sartono dalam penelitiannya yang menjadi rujukan sejarah dunia.
Ma’ruf Amin menekankan bahwa penulisan ulang kisah-kisah perjuangan lokal adalah bagian dari jihad intelektual media. Ia mendorong SMSI dan seluruh jurnalis di bawah naungannya untuk menggali kembali sumber sejarah, berdialog dengan para sejarawan, serta menghidupkan narasi-narasi perjuangan yang mulai terlupakan.
“Media jangan hanya menulis tentang masa kini. Pers juga memiliki tugas besar menjaga ingatan bangsa. Geger Cilegon adalah warisan moral yang menegaskan bahwa semangat kemerdekaan lahir dari keyakinan rakyat terhadap keadilan,” tuturnya.
Ketua Umum SMSI, Firdaus, menyambut baik pesan tersebut. Ia menilai jurnalisme sejarah merupakan bagian penting dalam membangun karakter bangsa.
“SMSI akan menggerakkan anggotanya di seluruh daerah untuk menggali narasi-narasi lokal yang membentuk identitas nasional. Pesan KH. Ma’ruf Amin ini sangat relevan dengan semangat HPN 2026 di Banten,” ujarnya.
Peristiwa Geger Cilegon 1888 memang layak kembali disorot. Di balik perlawanan itu tersimpan nilai-nilai keberanian, keikhlasan, dan keimanan yang menjadi fondasi perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.
Kini, menjelang HPN di tanah para ulama dan pejuang itu, pesan Ma’ruf Amin menjadi pengingat bahwa Banten bukan hanya tempat bersejarah, melainkan sumber inspirasi moral bagi bangsa yang tengah berjuang menegakkan nilai-nilai keadilan di era digital.
(David/Red)
