Kepala Puskesmas Carita Distribusikan PMT Guna Tekan Angka Stunting, “Bumil Resti” Terima PMT

0
Kepala Puskesmas Carita Distribusikan PMT Guna Tekan Angka Stunting, “Bumil Resti” Terima PMT
Views: 606

Tirtanews.co.id, Pandeglang, Banten – Puskesmas Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang, Banten, telah melaksanakan pendistribusian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil, khususnya kepada Ibu Hamil Resiko Tinggi (Bumil Resti). Hal itu dilaksanakan, sesuai dengan intruksi Bupati Kabupaten Pandeglang, Irna Narulita, yang terus berupaya menekan angka Stunting di wilayah Kabupaten Pandeglang.

Menurut Kepala Puskesmas Carita, Hj. Tien Sulaisiah, S.STM.KES yang dijumpai usai melakukan pendistribusian PMT, kegiatan yang dilaksanakan bersama ibu PKK, ibu DWP Perkim selaku ibu Pembina Wilayah (Binwil), Kepala Puskesmas Carita, petugas Ahli Gizi dan Kader ini, dilaksanakan selama 3 bulan, sekarang ini merupakan bulan Kedua dan berakhir nanti pada bulan Oktober.

Ini kegiatan terkait dengan monitoring dari Muspika Kecamatan Carita bersama ibu PKK, ibu DWP Perkim selaku ibu Pembina Wilayah (Binwil), Kepala Puskesmas Carita, petugas Ahli Gizi dan Kader yang melakukan monitoring sekaligus mendistribusikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal kepada ibu hamil yang terlaporkan atau yang terperiksa dengan kasus atau status Ibu Hamil Resiko Tinggi (Bumil Resti),” ungkapnya, Kamis (05/09/2024).

Masih kata Kapus PKM Carita, PMT ini di berikan tidak kepada semua ibu hamil, namun hanya diberikan kepada ibu hamil resiko tinggi. Kebetulan, kata Kapus, di wilayah Kecamatan Carita, ada 11 orang yang masuk kategori Bumil Resti. “11 orang tersebut ada di 4 titik diantaranya, di Desa Banjarmasin, Tembong dan Desa Sindanglaut yang ditangani oleh tim yang lainnya,” ucapnya.

Lebih jauh Kapus mengatakan, jadi kegiatan hari ini itu kita memberikan langsung PMT lokal kepada Bumil Resti untuk makan siang dan tentunya, menu makanan yang terkait dengan Isi Piringku dan gizi seimbang untuk mencegah stunting yang di awali dari masa kehamilan atau 1000 hari HPK, supaya nanti lahirnya tidak menjadikan anak stunting atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). “Jadi diawali dengan masa kehamilan dilihat dengan keadaan makanan gizi yang baik selama masa kehamilan,” imbuhnya.

Program penekanan angka Stunting ini, sambung Kapus, tentunya di instruksikan oleh Pemkab Pandeglang melalui Bupati Pandeglang supaya dapat menekan angka Stunting di Kabupaten Pandeglang umumnya, dan di wilayah Kecamatan Carita secara khususnya. “Perlu diketahui, kegiatan ini dilaksanakan selama 3 bulan, sekarang ini merupakan bulan Kedua dan berakhir nanti pada bulan Oktober. Intinya, masyarakat khususnya ibu hamil kita kenalkan dengan gizi seimbang seperti sekarang ini, jadi nanti apabila anggarannya sudah habis atau program ini sudah selesai, masyarakat atau ibu hamil sudah dapat memahami menu menu yang baik untuk ibu hamil,” paparnya.

Karena memang, pembuatan makanan lokal ini salah satunya pembuatan dari tim kader, dan tim petugas kami yang memantau dan mengawasi cara pembuatan makanan lokalnya yang terkait dengan menu gizinya. “Jadi perlu diketahui, intinya, Stunting itu bukan penyakit, Stunting itu standar penghitungan antara berat badan tidak sesuai dengan usianya atau gagal tumbuh. Gagal tumbuh yang kronis yang telah berlangsung lama,” jelas Kapus.

Kami menghimbau kepada masyarakat khususnya kepada pasangan usia subur atau pasangan yang memiliki ibu hamil, kata Kapus, tentunya harus memperhatikan dengan makanan yang bergizi, salah satunya perkuat dengan Isi Piringku, jadi setengah itu nasi, setengahnya ada lauk pauk, setengahnya ada sayur mayur dan ditambah susu.

Dan jangan lupa melakukan pemeriksaan kehamilannya minimal 6 kali boleh di Posyandu atau Puskesmas, dan dilakukan pemeriksaan secara standar, ada 10 standar yang harus dipenuhi. Dan wajib melakukan pemeriksaan USG pada trimester pertama satu kali dan trimester ketiga satu kali selama kehamilan,” himbaunya.

Terus pastikan bahwa kondisi mental bumil terjaga, himbau Kapus, jangan sampai banyak pemikiran yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Kemudian hindari pola hidup tidak sehat, seperti maen gadget (Android-red), begadang, itu tidak baik karena akan memberikan dampak negatif untuk fisik dan mental bumil. “Dan mengikuti kelas ibu hamil yang di dampingi oleh suaminya supaya mengetahui tahapan dari trimester pertama hingga trimester ketiga hingga menghadapi persalinan hingga memberikan ASI ekslusif hingga anak usia 2 tahun, dan itu harus berkelanjutan,” bebernya .

Jadi kegiatan mencegah stunting ini adalah dari masa kehamilan hingga masa menyusui ASI ekslusif hingga enam bulan. “Dan bayi harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan di pantau tumbuh kembang setiap bulan ke Posyandu dan di perhatikan pola makan gizi seimbang,” pungkasnya.

Sementara itu, para Ibu Hamil Resiko Tinggi (Bumil Resti), mengaku senang menerima PMT tersebut, mereka berterima kasih kepada Kapus Carita dan Bupati Pandeglang. “Terima kasih atas makanan tambahan yang telah kami terima yang menunya penuh gizi, terima kasih ibu Bupati Pandeglang, Irna Narulita,” kata mereka. (Ri3z/02).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *