Siap Indonesia Emas 2045, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Buka Rapat Koordinasi Bunda Paud se-Provinsi Banten
Serang, TirtaNews – Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar membuka Rapat Koordinasi Bunda PAUD se-Provinsi Banten di Ruang Rapat 1 Gedung Negara Provinsi Banten Jl. Brigjen KH Syam’un No. 5 Kota Serang. Kamis, (6/7/2023).
Rapat membahas tentang transisi siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang menyenangkan dengan penyelarasan pembelajaran dari PAUD ke SD/MI.
“Rapat koordinasi Bunda PAUD ini sangat strategis karena kita mempersiapkan generasi muda dengan memperhatikan tumbuh kembang anak dengan kompetensi yang terus kita transformasikan,” ungkap Al Muktabar
Dikatakan, transisi PAUD ke SD/MI yang dilakukan oleh Bunda PAUD ini merupakan langkah-langkah strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Sehingga ke depannya mampu memanfaatkan bonus demografi mempersiapkan generasi penerus untuk Indonesia Emas di tahun 2045.
“Langkah-langkah pengembangan sumber daya pada tahapan anak usia dini yang kita siapkan dengan sungguh-sungguh diantara visi misi Bapak Presiden dalam menciptakan SDM unggul pada tahun 2045,” jelasnya.
“Dengan skema bonus demografi yang bisa dikelola maka mampu memperkuat program-program yang akan digulirkan terhadap pencapaian di tahun 2045,” lanjutnya.
Al Muktabar menambahkan, dengan memaksimalkan peran Bunda PAUD ini diharapkan mampu menciptakan tumbuh kembang anak yang baik dengan mengenal diri dan lingkungannya. Sehingga anak usia dini mampu menyesuaikan diri di lingkungan dan kemampuan pada usianya.
“Tentu kita berharap memberikan nilai yang baik kepada anak-anak, sehingga mampu mengikuti zaman yang nantinya sudah kita bekali nilai-nilai yang positif,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bunda PAUD Provinsi Banten Tine Al Muktabar menyampaikan Transisi PAUD ke SD/MI yang menyenangkan ini merupakan gerakan bersama agar setiap anak terpenuhi hak-nya dalam mendapatkan kemampuan fondasi, dari manapun titik awalnya.
“Hal tersebut disebabkan karena banyaknya miskonsepsi dalam praktik pembelajaran bagi anak usia dini yang salah satunya dicabut haknya untuk memperoleh pembelajaran yang tepat,” jelasnya.
Kebijakan yang mendasari transisi PAUD ke SD/MI yang menyenangkan ini yaitu menghilangkan miskonsepsi yang kerap sekali dilakukan. Miskonsepsi tersebut di antaranya menghilangkan tes baca tulis hitung (calistung), menerapkan masa perkenalan menerapkan pembelajaran yang membangun.
“Dengan kondisi tersebut, kita koordinasikan agar masyarakat terutama Bunda PAUD ini memiliki pemahaman mengenai pentingnya membentuk kemampuan dasar sebagai dari pembelajaran di PAUD,” ungkapnya.
Dalam menghilangkan tes calistung dalam proses penerimaan peserta didik baru, Tine menjelaskan kondisi tersebut menyebabkan anak tidak lagi menikmati proses belajar atau kurang memiliki kemampuan dasar, saat anak langsung masuk SD/MI.
“Hal tersebut menyikapi banyaknya orang tua yang mendaftarkan anaknya masuk kelas 1 SD tanpa mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sehingga situasi dimana anak tersebut hanya difokuskan untuk memiliki kemampuan calistung padahal dia juga memiliki hak untuk mempelajari yang lain,” ungkapnya.
Lanjut Tine, Transisi PAUD ke SD/MI selanjutnya difokuskan pada penguatan berbagai kemampuan pondasi pada anak. Dimana pondasi tersebut diantaranya mengenal nilai keagamaan, keterampilan sosial, bahasa, pengembangan keterampilan motorik dan kematangan kognitif.
“Pondasi tersebut sangat dibutuhkan oleh anak saat melakukan proses pembelajaran,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Tine juga menyampaikan dalam penerapan transisi ini perlu didukung dengan komunikasi yang terbuka antara sekolah dan keluarga yang dapat membantu anak-anak mendapatkan suasana yang lebih aman dan nyaman.
“Kita sebagai Bunda PAUD sekaligus orang tua siswa harus memahami bahwa transisi dari PAUD ke SD/MI ini mungkin merupakan perubahan besar bagi anak-anak. Tetapi dengan persiapan yang tepat, pendidikan yang menyenangkan, dukungan keluarga, dan komunikasi terbuka antara sekolah dan keluarga, transisi ini dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak,” pungkasnya.
Kegiatan yang dihadiri oleh Bunda Paud Se-Provinsi Banten ini juga disertai dengan penandatanganan komitmen bersama yang bertujuan agar kemampuan pondasi anak yang dibangun di PAUD berkelanjutan hingga di SD kelas rendah.
“Kegiatan ini juga tadi kita melakukan tanda tangan oleh Perwakilan Bunda PAUD se-Provinsi Banten bersama Bapak Pj Gubernur seusai pembukaan,” jelasnya.
“Sehingga saya berharap semua pihak mampu berkomitmen dalam mengimplementasikan kebijakan Transisi PAUD ke SD/MI ini,” lanjutnya.(hms/red)