Oknum Pekerja BBWSC3 Bendung Pamarayan Bubarkan Pengukuhan Paskibra
SERANG, TirtaNews – Upacara pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kecamatan Cikeusal yang seharusnya berlangsung khidmat pada Jumat (16/8), sehari sebelum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, justru dibubarkan oleh oknum pekerja Balai Besar Wilayah Sungai Ciujung Cidurian (BBWSC3) UPT Bendung Pamarayan.
Rencana awal pengukuhan Paskibra akan dilaksanakan di Bendung Pamarayan, dengan fasilitas yang telah diajukan melalui surat permohonan izin. Namun, surat tersebut tidak mendapatkan tanggapan dari pihak pimpinan balai. Saat pelaksanaan, mereka malah diusir oleh salah satu pekerja yang juga meminta biaya perawatan gedung.
Teja, seorang pegawai di BBWSC3 UPT Bendung Pamarayan yang diduga terlibat dalam insiden tersebut, menyatakan bahwa tindakannya dilakukan atas arahan pimpinan. “Arahan dari Pak Bagus, ketua UPI, karena surat dari pihak kecamatan belum mendapat balasan,” jelasnya. Mengenai permintaan biaya perawatan gedung, Teja mengakui bahwa hal tersebut diucapkannya tanpa sengaja dalam situasi tersebut.
Tindakan ini memicu reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kepala desa, aktivis, dan organisasi masyarakat. Mereka merasa tidak dihargai dan menuntut sanksi tegas terhadap oknum yang terlibat.
Pardi, pelatih sekaligus pembimbing Paskibra, mengungkapkan bahwa anak-anak Paskibra diusir secara tidak sopan. “Kami hanya butuh waktu sekitar 45 menit untuk acara pengukuhan, namun mereka tidak mengizinkan karena alasan gedung masih baru dan takut rusak,” ujarnya kecewa.
Sukma, Kepala Desa Panyabrangan sekaligus ketua panitia, menegaskan bahwa oknum tersebut harus mendapat sanksi tegas. “Kami sudah mengirim surat izin, tetapi malah diusir dengan alasan yang tidak pantas, terutama di hari kenegaraan yang penting ini,” katanya.
Acun Sunarya, aktivis dari Cikeusal, turut mengecam keras tindakan pengusiran ini. “Semua pihak seharusnya mendukung perayaan Hari Kemerdekaan, bukan justru menghalangi dan mengusir anak-anak Paskibra,” ujarnya dengan geram. Ia menuntut agar oknum tersebut dipecat karena telah melukai perasaan masyarakat dan mencederai semangat kemerdekaan.
Peristiwa ini menjadi sorotan di tengah semaraknya persiapan peringatan kemerdekaan, memperlihatkan perlunya koordinasi dan sikap saling mendukung dalam memaknai hari bersejarah bagi bangsa. (Red)