95 Tahun Sumpah Pemuda Bersama Majukan Indonesia
Serang, TirtaNews – Sebagai warga negara Indonesia, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk membela Republik Indonesia dari segala hal yang berpotensi merenggut kemerdekaannya. Dan semangat ini telah ditanamkan sejak dini ke dalam diri para santri; bahwa mereka dididik untuk menjadi mundziru-l-qaum serta kader pemimpin umat yang nantinya akan terjun ke masyarakat, menjadi agen-agen untuk mendidik dan mencerdaskan bangsa. Bila para tentara melawan penjajah yang datang dari bangsa lain, maka pondok pesantren memerangi pencurian yang menjajah anak-anak bangsa. “Pondok ini (dan pesantren pada umumnya ) sejak sebelum kemerdekaan, bersama negara Republik Indonesia membina umat di dalam pendidikan.”
Dan tentunya kita sebagai Santri sekaligus Pemuda harus tetap istiqomah dalam menerapkan 4 Jiwa Kepemudaan dalam mengarungi kehidupan. Diantara nya :
- Jiwa Musta’mal (Terpakai)
- Jiwa Mu’tarof (Diakui)
- Jiwa Mu’tabar (Terhitung)
- Jiwa Muhtarom (Dihormati)
- Nasionalisme dan Cinta Tanah Air
“Di pondok pesantren bukan hanya 4 pilar kebangsaan, tapi berpuluh-puluh pilar.”
Bahwa jiwa nasionalisme dan cinta tanah air sejatinya telah lama dimiliki oleh warga pesantren. Kiai dan para santri tidak seharusnya mengajarkan tentang NKRI dan nasionalisme, sebab justru pesantren lah yang menjadi cikal bakal dari lahirnya nilai-nilai tersebut. Kehidupan yang sarat akan nilai-nilai keislaman, persaudaraan Ukhuwwah Islamiyyah , keikhlasan, bersatu dalam perbedaan, menjunjung tinggi musyawarah untuk maslahat umat, semuanya terangkum menjadi satu paket dalam kurikulum pesantren.
Dengan Konsep
الإتحاد أساس النجاح
Persatuan Pangkal Dari Kesuksesan
- Benteng Persatuan dan Keutuhan Bangsa
Pondok pesantren telah menjadi anggota bangsa Indonesia dalam perjalanannya melawan penjajah. Semangat persatuan, gotong royong, dan berkorban tanpa pamrih lah yang menjadi nafas perjuangan mereka, mengantarkan bangsa Indonesia hingga menjadi seperti saat ini dengan segala kekayaan dan kelebihannya. Tentu, warga pesantren tidak akan rela bila bangsa ini sampai dipecah-pecah, dikoyak-koyak atau bahkan dikotak-kotak, sebab mereka adalah Saksi perjuangan Indonesia untuk bersatu dan menghindari semua kemampuan tersebut bahkan sejak sebelum deklarasi kemerdekaan.
Dengan begitu kita sebagai Santri ataupun Pemuda yang berada di Provinsi Banten harus tetap menjunjung tinggi nilai² Persatuan, Persahabatan, dan Pergerakan menuju Indonesia Lebih Maju.
Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa
Selamat Hari Sumpah Pemuda
Bersama Majukan Indonesia
“Masa Depan Bangsa Ada di Tangan Pemuda Masa Kini”.
Oleh : Ahmad Wildan Sahuri Ramdani
Presiden Mahasiswa UIN SMH Banten
Sabtu, 28 Oktober 2023