Soal Bocornya Saluran Pipa Air PT Chandra Asri Petrochemical, DLH Cilegon: Hasil Uji Lab Masih Dibawah Ambang Batas

Cilegon, TirtaNews – Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinas Lingkungan Hidup bersama Direksi PT Chandra Asri Petrochemical akhirnya mengeluarkan hasil uji laboratorium dengan parameter gas kimia senyawa hidrokarbon atas insiden kegagalan produksi bocornya kimia dari pipa air di PT Chandra Asri Petrochemical.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon menyebut bocornya kimia dari pipa air yang terhirup oleh masyarakat masih dibawah baku mutu atau masih dalam kategori aman.
Kepala Bidang Penaatan dan Kapasitas Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon Andhi Rana memaparkan, pasca insiden kegagalan industri atas produksi bocornya gas kimia senyawa hidrokarbon dari cerobong pipa air milik PT chandra asri petrochemical yang berada di wilayah kecamatan ciwandan, Dinas Lingkungan Hidup langsung melakukan pemasangan alat HVaS High Volume Air Sampler untuk TSP,PM10 dan PM2.5. Implinger untuk SO2,NO2,CO O3 atau alat pemantauan udara di lokasi tiga titik wilayah terdampak paparan zat kimia melalui polusi udara.
“Kami pada saat itu juga langsung melakukan pemasangan Alat HVaS High Volume Air Sampler untuk TSP,PM10 dan PM2.5. Implinger untuk SO2,NO2,CO O3 yang ditempatkan di tiga titik lokasi yaitu yang pertama di PT Chandra Asri Petrochemical, titik kedua di Lingkungan Warung Kara, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan dan ketiga di Lingkungan Dermaga Malang, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol,” katanya dalam keterangan persnya di ruang rapat Wali Kota Cilegon, Senin (22/01/2024).
Andhi Rana menyatakan, dari hasil pengujian melalui parameter gas, Dinas Lingkungan Hidup menyebut bocornya kimia dari pipa air yang terhirup oleh masyarakat masih dibawah baku mutu atau masih dalam kategori aman berdasarkan parameter data yang merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 22 Tahun 2001 Lampiran 7 tentang baku mutu udara ambien dengan hasil pengujian laboratorium dapat dipertanggung jawabkan.
“Dari tiga titik pengujian sempel udara melalui Alat HVaS High Volume Air Sampler untuk TSP,PM10 dan PM2.5. Implinger untuk SO2,NO2,CO O3. Masih dibawah baku mutu, Data udara ambien di area kawasan PT CAP diketahui yaitu SO² atau sulfur dioksida hasil 138 dengan baku mutu yang dipakai 150, karbon monoksida (CO) hasil 4.871 untuk regulasi 10.000, NO² hasilnya 193 dengan baku mutu 200, dan oksidan ozon (O³) hasilnya 94 dan regulasinya 150. Berikutnya TSP 140 dan regulasi yang kita pakai 230, untuk partikel 31 dan regulasi 75, untuk partikel PM 2.5 itu hasilnya 21 regulasi masih di bawah standar,” jelasnya.
Selanjutnya, data udara ambien area Kelurahan Kepuh yaitu SO² hasilnya 102 dengan baku mutu150, CO hasilnya 1.337 dan regulasinya 10.000, NO² hasilnya 73 dan regulasinya 200, O³ hasilnya 13 dan regulasinya 150, TSP hasilnya 89 regulasinya 230, PM10 hasilnya 18 dan regulasi 75, PM2.5 hasilnya 11 dan regulasinya 55.
“Kemudian titik yang ketiga yaitu udara ambien area Lingkungan Dermaga Malang, Kelurahan Gerem yaitu SO² 116 regulasi 150, CO yaitu 1.242 regulasi 10.000, NO² 38 regulasi 200, O³ 19 regulasi 150, TSP 95 regulasi 230, PM10 19 regulasi 75, PM2.5 12 regulasi 55,” tambahnya.
Ditempat yang sama Direktur Legal External Affairs & Circular Economy PT Chandra Asri Petrochemical Edi Rivai menyatakan, saat ini kondisi perusahaan PT Chandra aAsri Petrochemical masih dalam keadaan shut dwon atau berhenti operasional produksinya di titik bocornya kimia dari cerobong pipa air.
“Masih dalam keadaan shut dwon, hanya ada di beberapa titik turbin beroperasi. Untuk posisi sebelah kiri PT Chandra Asri Petrochemical yang masih ada asap itu adalah posisi boiler dan kemudian ada turbin untuk menghasilkan listrik. Jadi semua listrik masih tetap berjalan untuk memastikan kondisi lainnya bekerja dengan baik dan terawat dengan baik,” pungkasnya. (Red)