Dari Ladang Karo ke Barak TNI : Cerita Tekad Diarto Sembiring
Oplus_131072
KARO, TirtaNews — Kisah perjalanan hidup Diarto Sembiring menjadi potret bagaimana ketekunan, keberanian, dan kerja keras mampu membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik.
Lahir dan besar di Tanah Karo, Desa Seberaya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Diarto tumbuh dalam keluarga sederhana. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai petani. Ketika ayahnya meninggal saat ia baru berusia 10 tahun, Diarto kecil harus menghadapi kerasnya hidup lebih cepat dari teman sebayanya. Sejak itu ia terbiasa membantu di ladang milik warga lain demi mendapatkan uang jajan sekaligus memenuhi kebutuhan sekolah.
Keputusan merantau ke Banten diambilnya dengan tekad kuat. Namun langkah barunya itu tidak serta-merta menghapus kesulitan. Diarto bekerja sebagai wartawan, menghabiskan waktu dari pagi hingga sore untuk mencari informasi dan menulis laporan. Malam hari ia gunakan untuk kuliah, berusaha mengejar pendidikan tanpa mengabaikan kewajiban mencari nafkah.
Peluang besar datang ketika pembukaan seleksi TNI Angkatan Darat Gelombang I. Diarto mendaftar, namun hasilnya belum sesuai harapan. Alih-alih menyerah, ia menjadikan kegagalan itu sebagai pemantik untuk terus berlatih. Ia mempersiapkan diri lebih matang, didukung doa dan keyakinan keluarga.
Usahanya terbayar pada Tes Tamtama TNI AD Gelombang II Tahun 2025. Nama Diarto Sembiring resmi dinyatakan lulus. Ia kemudian dilantik sebagai prajurit TNI AD dengan pangkat Prajurit Dua.
Perjalanan Diarto Sembiring menegaskan bahwa mimpi besar tidak pernah diserahkan kepada mereka yang mudah menyerah. Dari seorang anak petani yang merantau dan bekerja sebagai wartawan, hingga akhirnya menembus gerbang TNI AD, ia membuktikan bahwa setiap langkah kecil dan setiap tetes keringat memiliki arti. Keteguhan hati itulah yang akhirnya membawanya pada keberhasilan. (Az/Red)
