Marinus Pekei, Sosok Pendobrak Pendidikan di Pelosok Paniai : Melonjakkan Semangat Belajar Anak Kampung Obaya Dimi

0
Marinus Pekei, Sosok Pendobrak Pendidikan di Pelosok Paniai : Melonjakkan Semangat Belajar Anak Kampung Obaya Dimi
Views: 17

PANIAI, TirtaNews – Di tengah keterbatasan dan jauhnya akses pendidikan, Marinus Pekei, S.Sos, Kepala Sekolah SD YPPGI Wegema, terus menunjukkan dedikasi besar bagi dunia pendidikan di daerah pelosok.

Ia turut berkontribusi sebagai pengajar sukarela dan pendukung kegiatan belajar mengajar secara langsung di kampung halamannya, jauh dari wilayah terdekat kota. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 10 November 2025, bertempat di Kampung Obaya Dimi, Distrik Siriwo, Kabupaten Paniai.

Marinus menjelaskan bahwa SD YPPGI Wegema hanya memiliki 15 siswa, bahkan tidak ada satu pun siswa kelas 5. Minimnya jumlah peserta didik disebabkan lokasi sekolah yang sangat terpencil, sulit dijangkau, dan dekat dengan kawasan eksplorasi tambang ilegal Degeuwo.

Kondisi bangunan sekolah pun memprihatinkan. Atap bocor, dinding lapuk, dan sarana pendukung hampir tidak memadai. “Tenaga pengajar juga sangat terbatas,” jelas Marinus.

Ia menuturkan, pada awal dirinya mulai mengajar, para siswa belajar di lantai tanah dengan hanya lima guru yang melayani seluruh kelas dari 1 hingga 6. “Awal tahun ini kami mulai mencari tambahan tenaga pengajar untuk dijadikan guru tetap dan menerima honor sebagai tenaga pendidik,” ungkapnya.

Banyak bangunan sekolah mengalami kerusakan parah dan hanya bertumpu pada bahan sederhana seperti papan kayu atau bambu. Ruang kelas, meja, kursi, hingga perpustakaan masih jauh dari kata cukup.

Kekurangan guru berkualitas juga menjadi persoalan besar akibat distribusi yang sulit, beban tugas berat, dan kesejahteraan yang belum maksimal. Sementara itu, siswa harus menempuh perjalanan jauh dengan medan berat untuk mencapai sekolah.

Harapan tetap ada. Program pembangunan sekolah baru serta pengembangan pendidikan di wilayah pelosok Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah, diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi anak-anak yang membutuhkan akses belajar layak di daerah terpencil. (Jeri/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *