Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, Menyiapkan Guru Matematika Modern di Era Digital

PANDEGLANG, TirtaNews – Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mathla’ul Anwar (FKIP UNMA) kembali menorehkan karya nyata bagi pendidikan daerah melalui kegiatan “Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat dengan Tema Penyiapan Guru Matematika Modern Melalui Integrasi TPACK, Abstraksi, dan Lingkungan dalam Pembelajaran Era Digital.” Tim pelaksana kegiatan ini terdiri dari Eka Rosdianwinata, M.Pd., Dr. Asep Sahrudin, dan Prof. Dr. Suroso Mukti Leksono, M.Si., dengan perencanaan dimulai Agustus dan pelaksanaan lapangan pada Oktober hingga November 2025.
Kegiatan ini digelar di Kecamatan Sumur dengan mitra strategis K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) serta PGRI Kecamatan Sumur, melibatkan 30 peserta. Pelatihan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, menghadirkan kombinasi teori dan praktik yang langsung relevan bagi pengembangan profesional guru, sehingga setiap materi dapat diimplementasikan secara nyata di ruang kelas.
Wakil Rektor UNMA, Dr. Ali Nurdin, M.Si., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi hasil penelitian dosen UNMA yang diarahkan untuk diterapkan langsung kepada masyarakat, dalam hal ini para guru. Pendekatan hilirisasi riset antara perguruan tinggi dan stakeholder memastikan hasil penelitian berdampak nyata bagi pendidikan, baik secara lokal di Kabupaten Pandeglang maupun secara nasional. Dengan demikian, pengabdian ini bukan sekadar formalitas, tetapi jalan transformasi ilmu menjadi kemanfaatan nyata.
Pelatihan pertama menitikberatkan pada adaptasi Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran matematika, dengan metode pembelajaran terbarukan seperti Deep Learning. Narasumber, Dr. Asep Sahrudin, menjelaskan bahwa target pelatihan adalah agar kepala sekolah dan guru yang tergabung di K3S dan PGRI mampu mengimplementasikan metode pembelajaran modern sesuai kaidah pendidikan, sehingga tercipta keseragaman kualitas belajar antara wilayah perkotaan dan pedalaman. Pelatihan ini juga mendukung optimalisasi pemanfaatan smart TV yang baru diluncurkan Presiden Prabowo untuk sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Sumur, menghadirkan pengalaman belajar digital yang terkini bagi peserta didik.
Sesi kedua fokus pada penggunaan modul pembelajaran matematika terintegrasi TPACK, Abstraksi, dan Lingkungan, agar guru dapat memanfaatkan sumber daya lingkungan sekitar sebagai bahan belajar. Pendekatan ini mendorong pembelajaran kontekstual, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan mengenalkan keistimewaan Kecamatan Sumur yang berdekatan dengan TNUK dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Melalui metode ini, pendidikan matematika tidak lagi abstrak dan jauh dari realitas, melainkan menyatu dengan kehidupan sehari-hari, sekaligus menumbuhkan kepedulian ekologis.
Pelatihan ketiga menekankan pada penyusunan modul pembelajaran matematika modern, sehingga guru mampu menyiapkan modul berkualitas yang dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa.
Strategi ini diharapkan mampu mendukung program pemerintah sejak dini dan menghasilkan lulusan yang siap bersaing di era digital. Dengan demikian, proses belajar-mengajar tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membangun karakter kreatif dan kritis, membentuk generasi yang adaptif terhadap perubahan global.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat kemitraan ini menargetkan pembangunan berkelanjutan di Kecamatan Sumur, sesuai dengan SDG’s keempat: menyiapkan pendidikan inklusif, berkualitas, setara, dan menjadi jembatan bagi peserta didik untuk meraih potensi maksimal melalui pendidikan bermutu. Pendidikan yang dihasilkan dari program ini bukan hanya bersifat formal, tetapi mengakar dalam kehidupan masyarakat, mencetak guru yang mampu membawa ilmu ke lapangan, dan siswa yang mampu menerapkan ilmu dalam konteks nyata.
Kegiatan ini juga selaras dengan Asta Cita UNMA, karena secara nyata memperkokoh nilai-nilai ideologi Pancasila, demokrasi, dan HAM, yang menjadi fondasi utama dalam membangun karakter peserta didik dan guru. Selain itu, inisiatif ini turut memperkuat pembangunan sumber daya manusia melalui pengembangan sains, teknologi, dan pendidikan yang relevan dengan tantangan era digital, memastikan bahwa kompetensi akademik dan profesional tumbuh secara berimbang. Lebih jauh lagi, kegiatan ini menegaskan komitmen UNMA untuk membangun dari desa, mendorong pemerataan ekonomi, dan memberdayakan masyarakat sehingga kemiskinan dapat ditekan melalui pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan berorientasi pada keberlanjutan. Dengan demikian, program ini menjadi wujud nyata sinergi antara pengembangan ilmu, pembentukan karakter, dan pemberdayaan komunitas, membangun masa depan yang lebih mandiri dan sejahtera.
Sebagai bagian dari inovasi, tim pengabdian masyarakat menyediakan peralatan dan bahan inovasi berupa set digital pen, buku karya Dr. Asep Sahrudin, serta modul pembelajaran matematika modern, mendukung peningkatan kualitas pengajaran secara nyata. Langkah ini memastikan setiap guru tidak hanya belajar teori, tetapi juga memiliki alat konkret untuk mentransformasi pembelajaran di kelas, menumbuhkan lingkungan belajar yang interaktif, kreatif, dan inovatif.
Dengan kegiatan ini, FKIP UNMA menunjukkan bahwa pendidikan modern, berbasis riset, dan kontekstual dengan lingkungan dapat diwujudkan secara elegan, efektif, dan relevan dengan tantangan era digital. Inisiatif ini bukan hanya membangun kapasitas guru, tetapi juga mencetak generasi siswa yang kreatif, berdaya saing, dan tetap menjunjung nilai-nilai lokal sebagai identitas. Pendidikan menjadi jembatan antara ilmu, teknologi, dan karakter, menyiapkan generasi yang mampu menghadapi dunia tanpa kehilangan akar budaya dan nilai luhur.
Kegiatan pemberdayaan ini menjadi teladan masa depan pendidikan, menegaskan bahwa kemitraan antara universitas, guru, dan masyarakat bukan sekadar program jangka pendek, tetapi investasi strategis bagi keberlanjutan pembangunan manusia. Dengan sinergi yang kuat, FKIP UNMA menghadirkan pendidikan matematika modern yang mendalam, kontekstual, dan transformatif, membuktikan bahwa pendidikan yang terencana, berlandaskan riset, dan mengakar pada komunitas mampu membentuk generasi unggul, mandiri, dan berbudaya. (Az/Red)
