FORWATU Gagas Gerakan Banten Bebas Mafia Usai Skandal Beras Oplosan

0
FORWATU Gagas Gerakan Banten Bebas Mafia Usai Skandal Beras Oplosan
Views: 10

SERANG, TirtaNews – Forum Warga Bersatu (Forwatu) Banten kembali menyuarakan desakan atas skandal beras oplosan yang menyeret nama sejumlah perusahaan besar. Bertempat di Sekretariat Forwatu Banten pada Minggu, 27 Juli 2025, sejumlah pengurus teras Forwatu menggelar kajian bertajuk “Pembiaran atas Skandal oleh Penjahat Korporasi”.

Kajian itu digelar menyusul langkah dua perusahaan retail besar—PT Indomarco Prismatama dan PT Sumber Alfaria Trijaya—yang telah menarik sejumlah merek beras dari peredaran setelah disomasi oleh Forwatu. Kedua perusahaan tersebut dinilai telah menunjukkan itikad baik dengan mengikuti arahan pemerintah pasca-mengemukanya dugaan pengoplosan beras oleh oknum produsen di Banten.

“Kami mengapresiasi PT Indomarco Prismatama dan PT Sumber Alfaria Trijaya atas langkah penarikan merek-merek beras yang diduga dioplos. Namun perjuangan kami tidak berhenti di sini. Ada kerugian konsumen yang harus diperjuangkan dan para mafia harus dipidanakan,” tegas Sekretaris Forwatu Banten, Riswanto.

Sejumlah pimpinan lembaga turut hadir dalam kajian tersebut, di antaranya Hamdani dari Kamp Banten, Kartika dari Kartini Forwatu, Agus Sugianto Wibowo dari LSM Lentera, Maman Mulyawan dari BPP ISP3B, D. Zaelani dari REDUK, serta Alvad Darmawan dari Lebak Dec.

Dari pertemuan itu lahir sebuah inisiatif gerakan yang akan dideklarasikan pada Agustus mendatang: Gerakan Banten Bebas Mafia (GB2M). Presidium Forwatu, Arwan, menegaskan bahwa gerakan ini akan menjadi wadah kolektif untuk mendesak pemerintah menindak tegas pelaku skandal beras oplosan, termasuk salah satu perusahaan besar yang disebut terlibat, PT Wilmar.

“Kami sedang menggalang dukungan agar pemerintah serius menangani persoalan ini. Saya pastikan, sebagai pimpinan ormas di Banten, kami akan fokus untuk mengusir Wilmar dari Tanah Jawara!” seru Arwan.

Arwan juga menggagas Gerakan Banten Bebas Mafia (GB2M) dengan visi besar: “Merdeka dari Mafia di Tanah Jawara”.

Desakan terhadap pemerintah tertuang dalam tiga poin utama:

Menutup PT Wilmar dan perusahaan lain yang terindikasi menipu rakyat;

Mengusir PT Wilmar dari Banten;

Memidanakan seluruh oknum yang terlibat, dari manajemen puncak hingga pihak-pihak lain dalam rantai distribusi beras oplosan.

Aksi besar-besaran direncanakan pada Agustus, bertepatan dengan bulan kemerdekaan. Gerakan ini akan melibatkan berbagai elemen masyarakat sipil dan organisasi lokal, seperti Forwatu, Kamp Banten, LSM Lentera Banten, BPP ISP3B, REDUK, Lebak Dec, dan Forum Aktivis Banten.

Skandal beras oplosan ini mendapat perhatian luas publik, terlebih setelah Presiden Prabowo Subianto dalam berbagai kesempatan menyampaikan kekesalannya atas persekongkolan jahat yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.

“Negara dirugikan besar oleh praktik mafia pangan seperti ini. Jika dibiarkan, maka anggaran yang semestinya digunakan untuk membangun negeri justru jatuh ke tangan para penjahat,” ujar Arwan.

Dengan semangat kemerdekaan, gerakan GB2M menyerukan keterlibatan publik lebih luas dalam perjuangan melawan mafia pangan yang dinilai telah merampas hak dasar masyarakat. (Hen/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *