Pemprov Banten Dorong Produksi Jagung Lewat Program KAKIJATOL

0
Pemprov Banten Dorong Produksi Jagung Lewat Program KAKIJATOL
Views: 14

KOTA SERANG, TirtaNews — Pemerintah Provinsi Banten meluncurkan program inovatif bertajuk Kanan Kiri Jalan Tol (KAKIJATOL) Tanam Jagung sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi pangan. Program ini ditujukan untuk mendongkrak ketahanan pangan dan menangkap potensi ekonomi dari komoditas jagung di wilayah tersebut.

Gubernur Banten, Andra Soni, mengungkapkan rencana tersebut usai menerima kunjungan Dewan Jagung Nasional dan perwakilan industri pakan ternak di Gedung Negara Provinsi Banten, Jumat, 13 Juni 2025.

“Alhamdulillah, hari ini kami bersilaturahmi dengan Dewan Jagung Nasional untuk mendiskusikan pengembangan jagung di Banten. Ini bagian dari upaya kita memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Andra.

Berdasarkan data Pemprov, terdapat sedikitnya 16 perusahaan pakan ternak di Banten yang membutuhkan pasokan jagung dalam jumlah besar. Namun saat ini, produksi jagung lokal baru mampu memenuhi sekitar 3,3 persen dari total kebutuhan industri tersebut.

“Ini peluang besar. Produksi lokal masih sangat kecil dibandingkan kebutuhan industri. Maka potensi ini harus kita manfaatkan. Bukan hanya untuk swasembada, tapi juga sebagai jalan menuju kesejahteraan petani,” ujarnya.

Andra menjelaskan, pemanfaatan lahan di sepanjang jalan tol menjadi langkah awal. Pemerintah akan memulai dari jalur rest area Balaraja hingga Serang Timur. Jika berhasil, penanaman akan diperluas ke lahan darat dan wilayah pertanian lainnya.

“Ini bukan semata soal jagung, tetapi semangat untuk membangun kemandirian pangan. Jalan tol yang biasanya tak terjamah kini bisa jadi ladang produktif,” tambahnya.

Sekretaris Jenderal Dewan Jagung Nasional, Maxdeyul Sola, menyambut positif langkah tersebut. Menurutnya, Banten memiliki posisi strategis dengan banyaknya pabrik pakan ternak di wilayahnya.

“Semangat itu muncul dengan Pak Gubernur. Kita harus menciptakan jagung di sini, untuk pabrik-pabrik yang memang sudah ada. Dan para pabrik sudah menyatakan siap membeli,” kata Maxdeyul.

Ia menjelaskan, selain biji jagung, batang dan daun muda juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan sapi. Dengan harga jual jagung saat ini berkisar Rp5.500 per kilogram, petani bisa meraup keuntungan signifikan dari satu kali panen.

“Kalau produksi 8 ton per hektare saja, dengan biaya maksimal Rp15 juta, petani bisa meraih pendapatan hingga Rp40 juta. Itu baru dari jagungnya,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M. Tauchid, mengatakan kebutuhan jagung untuk industri pakan di Banten mencapai sekitar 4.000 ton per hari. Namun produksi lokal baru sekitar 120.000 ton per tahun.

“Dengan program ini, kita targetkan bisa meningkatkan produksi secara signifikan. Dan perlu digarisbawahi, pola tanam jagung tidak akan mengganggu siklus padi yang sudah berjalan,” kata Agus.

Ia menegaskan bahwa di wilayah utara Banten, pola tanam yang diterapkan adalah padi–padi–palawija, sehingga kehadiran jagung justru menjadi pelengkap, bukan pengganggu.

“Intinya kita ingin manfaatkan lahan secara maksimal tanpa mengorbankan komoditas utama. Ketahanan pangan harus dibangun dari bawah, dari lahan-lahan yang selama ini tak terpakai,” pungkasnya. (Az/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *