Forwatu Banten Bangun Rumah Layak Huni untuk Fitri dan Kedua Adiknya
LEBAK, TirtaNews – Forum Warga Bersatu Banten (Forwatu Banten) menunjukkan kepedulian sosialnya dengan mengawal pembangunan rumah layak huni untuk Fitri, seorang anak piatu, bersama kedua adiknya. Ketiganya tinggal bersama kakek dan nenek mereka di Kampung Bongbong, Desa Banjarsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten. Rumah tersebut sebelumnya dalam kondisi nyaris roboh.
Pada hari ketiga pembangunan, progres renovasi telah mencapai 40 persen. Dinding dapur yang sebelumnya nyaris ambruk kini telah dipasang bata hebel hingga setengah meter, dengan dinding berbahan GRC board dan atap asbes yang terpasang rapi. Tahap berikutnya meliputi pemasangan keramik, plester dinding, serta penggantian kerangka atap bagian depan yang rapuh.
Momentum spesial juga terjadi pada Rabu (22/1), bertepatan dengan peringatan haul almarhumah ibu Fitri. Forwatu Banten secara simbolik mengangkat Fitri dan kedua adiknya sebagai anak angkat keluarga besar organisasi tersebut.
“Hari ini, kami secara simbolis mengangkat Fitri dan adik-adiknya sebagai anak angkat keluarga besar Forwatu Banten. Prosesi ini penuh haru, disertai tangis bahagia,” ujar M. Riswanto, A.Md., Kom., Sekretaris Umum Forwatu Banten.
Aris, sapaan akrab Riswanto, yang juga pemilik Kopi Leuit Baduy, menyerukan semua pihak untuk turut berkontribusi dalam pembangunan rumah ini. Hal serupa diungkapkan Presidium Forwatu Banten, Arwan, S.Pd., M.Si., yang menginisiasi proyek ini tanpa menunggu intervensi pemerintah.
“Sudah hampir dua tahun rumah ini rusak parah, tanpa genting di dapur dan kondisi depan yang mengkhawatirkan. Kami bergerak mandiri, bahkan sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk membantu masa depan Fitri dan kedua adiknya,” jelas Arwan.
Fitri dan kedua adiknya menyampaikan rasa terima kasih mereka kepada pihak-pihak yang telah membantu. “Terima kasih kepada bapak dan ibu yang sudah membantu. Kami masih berharap bantuan dari pihak lain,” ujar Fitri dengan penuh harap.
Bantuan terus mengalir, termasuk dari pasangan suami-istri Ketua dan Sekretaris Ormas Badak Banten Ranting Kolelet Rangkasbitung yang menyumbang genting, serta Raden Mas Misna Dilalahe, pengusaha jasa konstruksi, yang memenangkan lelang kebutuhan keramik.
Sebelumnya, kondisi rumah Fitri diketahui sangat memprihatinkan, dengan atap yang hampir roboh dan dapur tanpa genting. Ibu Fitri meninggal dunia akibat bunuh diri karena tekanan ekonomi, sementara sang ayah pergi tanpa alasan jelas. Hampir empat tahun, Fitri dan adik-adiknya diasuh oleh kakek dan nenek mereka.
Dengan tema “Istana untuk Sang Piatu, Langit Berbisik Melalui Tangisan Sang Piatu”, Forwatu Banten berharap pembangunan rumah ini menjadi simbol solidaritas dan kepedulian.
“Berdonasi adalah cara meluruskan nilai-nilai kesantunan dan empati kita terhadap sesama,” kata Arwan. Ia mengajak semua pihak untuk terus mendukung hingga rumah tersebut rampung dan layak huni.
Spirit berbagi melalui sedekah, menurut Arwan, dapat merekatkan hubungan antar-manusia dan melahirkan kebahagiaan sejati melalui kebahagiaan orang lain. (Hen/Red)