Pemeliharaan Pantai oleh BBWSC3 Tahun Anggaran 2024, Dipertanyakan??

0
Pemeliharaan Pantai oleh BBWSC3 Tahun Anggaran 2024, Dipertanyakan??
Views: 32

PANDEGLANG, TirtaNews — Pemeliharaan sejumlah pantai di wilayah Kabupaten Pandeglang yang dibiayai oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC3) Tahun Anggaran 2024 menuai kritik tajam dari masyarakat. Beberapa pantai, seperti Pantai Cilurah di Carita, Pantai Cangkudu di Panimbang, serta kawasan Pantai Kampung Katapang, Desa Citeureup, disebut-sebut mengalami pengerjaan yang tidak sesuai spesifikasi teknis.

Pantauan langsung di lapangan menunjukkan indikasi kualitas pekerjaan yang buruk, terutama pada pemasangan material pengaman pantai. Warga sekitar menyebut pengerjaan pemeliharaan tersebut terlihat asal-asalan, sehingga dikhawatirkan tidak mampu menahan abrasi yang kerap melanda kawasan tersebut.

“Kami melihat banyak material yang sepertinya tidak sesuai standar. Batu-batu pengaman pantai ukurannya kecil, dan konstruksinya tidak kokoh,” ujar seorang warga Citeureup yang enggan disebutkan namanya.

Kondisi serupa juga ditemukan di Pantai Cangkudu, Panimbang. Warga menyayangkan pengerjaan proyek yang seharusnya memberikan perlindungan jangka panjang bagi garis pantai, tetapi justru terkesan hanya bersifat sementara.

Ketua Komunitas Peduli Sungai dan Sumberdaya Alam Tati Sagita menilai ada potensi pemborosan anggaran dalam proyek ini. Ia mendesak BBWSC3 untuk memberikan penjelasan resmi terkait metode pengerjaan dan spesifikasi yang digunakan.

“Proyek ini menggunakan dana negara, jadi harus dipastikan sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan. Jangan sampai ada indikasi penyimpangan yang merugikan masyarakat dan lingkungan,” tegas Tati.

Hingga berita ini diturunkan, pihak BBWSC3 belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, sejumlah aktivis lingkungan dan tokoh masyarakat mendesak agar dilakukan audit independen terhadap proyek pemeliharaan pantai tersebut.

Pantai di wilayah Pandeglang merupakan salah satu aset penting yang menopang perekonomian masyarakat, terutama melalui sektor pariwisata dan perikanan. Kegagalan pemeliharaan pantai dapat berdampak pada meningkatnya risiko abrasi, yang akan merugikan ekosistem dan kehidupan masyarakat setempat.

“Kami berharap pemerintah serius menangani masalah ini. Jangan sampai pantai kami rusak dan masyarakat kehilangan mata pencaharian,” ujar Rahmat, seorang nelayan di Pantai Cilurah, Carita.

Proyek pemeliharaan pantai yang tidak sesuai spesifikasi tidak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga mencederai kepercayaan publik terhadap pengelolaan anggaran negara. Transparansi dan pengawasan lebih ketat diperlukan untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai harapan.

(Laporan: Tim Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *