Di Jampang Tengah Infrastruktur Ruas Jalan Kabupaten Puluhan Tahun Hancur, Warga: Akan Terus Aksi Sampai di Bangun
Tirtanews.co.id, Sukabumi, Jawa Barat – Karena kesal dengan kondisi infrastruktur jalan yang hancur, ratusan warga masyarakat Kecamatan Jampang Tengah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menggelar aksi Unjuk Rasa (Unras) di ruas jalan Bojong Lopang – Cimerang yang merupakan ruas jalan kabupaten.
Dalam orasinya, warga masyarakat menuntut Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk segera membangun ruas jalan Bojong Lopang Cimerang sepanjang 8 Kilo Meter yang kondisinya sudah rusak parah selama puluhan tahun. “Kami warga masyarakat di Kecamatan Jampang Tengah, yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Kepentingan Umum (GMPKU), telah melakukan aksi unjuk rasa. Aksi unjuk rasa yang murni dari unsur warga masyarakat ini, bertujuan agar Pemkab Sukabumi memperhatikan kondisi infrastruktur jalan yang puluhan tahun dalam kondisi rusak parah,” kata Jendral aksi unjuk rasa GMPKU, Wildan Ginanjar, Selasa (05/03/2024).
Ruas jalan ini, sambungnya, selama 10 tahun lebih tidak pernah tersentuh pembangunan, kondisinya rusak parah. Padahal, kata dia, ruas jalan Bojong Lopang – Cimerang menghubungkan 4 desa, diantaranya, Desa Jampang Tengah, Panumbangan, Cijulang dan Desa Bojong Tipar. “Selain itu, ruas jalan ini menghubungkan ruas jalan Provinsi di Jampang Tengah, dengan ruas jalan Provinsi di Purabaya. Artinya, ruas jalan ini merupakan ruas jalan alternatif yang penting untuk mobilitas warga masyarakat, baik untuk mobilitas ekonomi masyarakat, pendidikan, dan lain sebagainya, ruas jalan ini sangat penting sebagai ruas jalan alternatif,” paparnya.
Lebih lanjut dia menuturkan, pada unras tadi, kami didampingi oleh unsur Muspika Jampang Tengah, Kepala Dinas PU Kabupaten Sukabumi dan Satpol PP. Pada saat tadi, uneg uneg warga masyarakat, selama puluhan tahun diungkapkan akibat kekesalan soal infrastruktur jalan.
“Setelah Unras ini, masyarakat berharap agar ruas jalan Bojong Lopang – Cimerang segera dibangun oleh Pemkab Sukabumi. Kalaupun tidak bisa menggunakan anggaran APBD, lanjut Wildan, kan sekarang ada program lain, seperti Bantuan Propinsi (Banprop), Intruksi Presiden (Inpres) yang sudah ditetapkan berdasarkan Inpres no 3 tahun 2023,” tuturnya.
Setelah menyampaikan aspirasinya, imbuhnya warga diajak berdialog bersama dengan pihak terkait di Gedung Olah Raga (GOR) Cijulang. Namun, masih belum ada kata sepakat. Pasalnya, kata Wildan, pada dialog tadi, Kadis PU hanya menawarkan untuk dilakukan dulu perbaikan jalan sepanjang 1 Km, namun warga menolak dengan alasan, dengan hanya di aspal 1 Km dari sekian Puluh tahun, tidak bisa di terima oleh warga. “Warga tetap menuntut aksi unjuk rasa akan terus berlanjut hingga menggeruduk Pendopo Bupati, ke Provinsi, bahkan kalau perlu hingga ke Pemerintah Pusat jika Pemkab tidak menanggapi,” bebernya.
Akhirnya kami memberi kelonggaran waktu pada pihak terkait untuk bisa memberikan kepastian jawabannya pekan depan. Kemudian, masih kata dia, pada pelaksanannya nanti, pengelolaan project pengerjaannya pun warga minta agar terus mengawal. “Karena di khawatirkan, speck standard pengerjaannya tidak sesuai dengan standard yang sudah di tetapkan dalam aturan Menteri PUPR seperti yang diterapkan pemerintah. Karena jujur saja, pekerjaan yang sudah sudah, pembangunan jalan di sini selalu tidak memenuhi standard,” tambahnya.
Sejumlah masyarakat turut menambahkan, kata mereka, selama 10 tahun lebih tidak ada perhatian dari Pemkab Sukabumi soal infrastruktur jalan. Kini, mereka menumpahkan aspirasinya agar didengar oleh Pemkab Sukabumi. “Telah lama kami mendambakan ruas jalan yang layak untuk dilalui, dan aman untuk dilintasi warga. Karena ruas jalan ini ruas jalan yang sangat penting untuk warga Kecamatan Jampang Tengah dan sekitarnya dalam beraktifitas. Kami mendesak Pemkab Sukabumi agar sesegera mungkin membangun ruas jalan ini, terlebih mendekati Idul Fitri,” kata warga.
Pantauan dilokasi, pada aksi unjuk rasa Gerakan Masyarakat Peduli Kepentingan Umum, warga melakukan aksi teatrikal penanaman padi dan pohon pisang di jalan, serta melakukan aksi mancing ikan sebagai bentuk aksi protes kekesalan warga kepada pemerintah. (Ri3z/02).