KNPI Papua Tengah: Hari Noken Sedunia Momentum Menjaga Identitas Budaya

Oplus_131072
PAPUA TENGAH, TirtaNews — Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD I KNPI) Provinsi Papua Tengah menyerukan pelestarian tradisi noken pada peringatan Hari Noken Sedunia, 4 Desember 2025. Seruan itu disampaikan sebagai pengingat agar generasi muda Papua terus menjaga warisan budaya yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
Ketua DPD I KNPI Papua Tengah, Yustinus Tebai, mengatakan noken bukan sekadar tas tradisional, melainkan simbol kedamaian, kerja keras, dan kebersamaan yang mengikat identitas masyarakat Papua. Ia mendorong pemuda Papua Tengah untuk bangga menggunakan noken serta terlibat aktif dalam upaya pelestarian budaya lokal. “Noken adalah identitas, noken adalah kebanggaan,” ujar Yustinus.
Yustinus berharap peringatan Hari Noken Sedunia tahun ini menjadi pemicu bagi pemuda Papua untuk memperkuat jati diri dan memperdalam nilai-nilai leluhur di tengah perubahan sosial yang cepat. Menurut dia, keberlanjutan budaya tidak hanya bergantung pada para pengrajin, tetapi pada kesadaran generasi muda sebagai pewaris identitas Papua.
Wakil Ketua DPD I KNPI Papua Tengah, Yunus Eki Gobai, menuturkan bahwa peringatan Hari Noken Sedunia bukan hanya bentuk penghormatan terhadap tradisi, tetapi juga upaya meningkatkan pemahaman publik mengenai nilai ekonomi dan sosial noken. Ia menyebut noken berfungsi sebagai alat transportasi, penyimpanan, komunikasi budaya, hingga simbol kesetaraan gender. “Kami mengajak pemuda dan warga Papua Tengah untuk mengenal noken lebih jauh,” katanya.
Yunus menjelaskan, pembuatan noken memerlukan teknik tenun yang rumit dan memakan waktu lama. Ragam motif dan warna yang ditampilkan mencerminkan kekayaan budaya dan identitas masing-masing komunitas di Papua. Karena itu, ia menilai pelestarian noken harus dilakukan tidak hanya sebagai tradisi, tetapi juga sebagai upaya memperkuat ekonomi lokal pengrajin.
KNPI Papua Tengah berharap peringatan tahunan ini dapat menumbuhkan kembali kebanggaan generasi Papua terhadap seni tenun noken. “Noken adalah warisan berharga yang perlu dijaga dan terus dikembangkan,” ujar Yunus. (Jeri/Red)
