Ketua KNPI Papua Tengah Hadiri Temu Akbar Pegiat Literasi

Oplus_131072
NABIRE, TirtaNews — Temu Akbar Pegiat Literasi Papua Tengah yang digelar di Kota Nabire selama dua hari, 27–28 November 2025, menghadirkan ratusan pegiat literasi dari berbagai kampung hingga komunitas urban. Mengusung tema “Bicara Masalah Bicara Solusi: Kupas Tuntas Gerakan Literasi dari Kampung ke Kota”, kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat jejaring dan merumuskan arah gerakan literasi di wilayah Papua Tengah.
Ketua KNPI Papua Tengah, Yustinus Tebai, hadir dan menyampaikan komitmen penuh organisasi kepemudaan tersebut dalam mendukung gerakan literasi sebagai upaya menyelamatkan generasi bangsa, khususnya mereka yang masih menghadapi keterbatasan pendidikan di pelosok.
“Kami dari tokoh pemuda siap mendukung penuh. Literasi adalah kunci untuk mengangkat generasi di kampung-kampung dari ketertinggalan dan buta pendidikan,” ujar Yustinus dalam sambutannya.
Sebagai bentuk kontribusi konkret, KNPI Papua Tengah menyerahkan 50 buku kepada Forum Pegiat Literasi Papua Tengah. Buku-buku tersebut diharapkan menambah koleksi bacaan komunitas dan mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan berbasis literasi.
Menurut Yustinus, gerakan literasi di Tanah Papua bukan hal baru. Sejak 2009, berbagai inisiatif masyarakat telah tumbuh dari akar rumput—dari kampung terpencil hingga komunitas mandiri—yang secara konsisten memberantas buta huruf dan memperluas akses pengetahuan.
“Perkembangan ini membuktikan bahwa literasi adalah gerakan kolektif. Ia tumbuh karena kesadaran bersama untuk membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik,” katanya.
Yustinus mengajak seluruh peserta Temu Akbar agar tetap menjaga semangat literasi. “Mari terus bergerak dan menjaga api literasi agar tetap menyala. Dari kampung ke kota, dari generasi ke generasi,” ujarnya menegaskan.
Temu Akbar Pegiat Literasi Papua Tengah disebut menjadi momentum penting untuk menyatukan gagasan, memperkuat jaringan antarpegiat, dan membangun strategi literasi yang lebih inklusif di wilayah Papua Tengah.
“Kegiatan ini menjadi ruang untuk menyatukan langkah dan memperkuat gerakan literasi kita ke depan,” tutup Yustinus.
(Jeri/Red)
