FISIP UHO Bahas Dampak Kecerdasan Buatan terhadap Dunia Kerja dan Geopolitik

0
FISIP UHO Bahas Dampak Kecerdasan Buatan terhadap Dunia Kerja dan Geopolitik
Views: 9

KENDARI, TirtaNews — Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo menggelar kuliah umum bertema “Pengaruh Artificial Intelligence (AI) dalam Dunia Kerja” di Aula Bachtiar, Jumat, 14 November 2025. Dua pakar nasional tampil sebagai pembicara, yakni Wakil Ketua Badan Kejuruan Elektro PII, Dr. Ir. Izhari Mawardi, dan Direktur Industri Produk Halal KDEKS, Dr. Ir. Eden Gunawan.

Kuliah umum tersebut menyoroti dua isu global yang tengah mengemuka: percepatan adopsi kecerdasan buatan dalam berbagai sektor pekerjaan serta dinamika geopolitik internasional yang semakin kompleks.

Dalam pemaparannya, Izhari Mawardi menyebut perkembangan AI, Internet of Things, dan big data telah mengubah lanskap kerja secara fundamental. Menurut dia, teknologi tak hanya menggantikan pekerjaan bersifat rutin, tetapi juga melahirkan kebutuhan tenaga kerja baru yang memiliki kreativitas, kemampuan analitis, serta literasi digital yang kuat.

“Negara yang berhasil menguasai AI akan memiliki keunggulan strategis dalam ekonomi, keamanan, dan diplomasi,” ujar Izhari.

Ia menyebut teknologi kini menjadi alat kompetisi antarnegara. Penguasaan inovasi digital disebutnya sebagai penentu kekuatan ekonomi di masa mendatang.

Sementara itu, Eden Gunawan menyoroti persaingan geopolitik tiga kekuatan besar—Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia—yang masih menjadi faktor utama penentu stabilitas global. Ia mengatakan kebijakan luar negeri negara-negara tersebut berdampak langsung terhadap konflik regional, krisis migrasi, serta tekanan ekonomi yang dirasakan negara berkembang.

“Kebijakan luar negeri negara-negara kuat sering kali berorientasi pada kepentingan nasionalnya. Dampaknya segera dirasakan negara berkembang,” ujar Eden.

Ia menambahkan bahwa negara besar kini memanfaatkan kekuatan ekonomi, teknologi, dan budaya untuk memperluas pengaruh di berbagai kawasan.

Kedua pembicara sepakat bahwa kemajuan teknologi dan dinamika geopolitik saling berkaitan. Negara berkembang menghadapi tantangan berupa ketergantungan pada teknologi asing, kesenjangan digital, hingga ancaman hilangnya pekerjaan akibat otomasi. Namun, peluang tetap terbuka untuk meningkatkan efisiensi layanan publik dan menciptakan jenis pekerjaan baru.

Dekan FISIP UHO, Prof. Dr. H. Eka Suaib, dalam sambutannya menegaskan bahwa AI merupakan bagian dari arus perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindari. Ia mendorong mahasiswa FISIP untuk siap menjadi jembatan antara masyarakat dan inovasi teknologi.

“Kita tidak alergi terhadap perubahan, tetapi perubahan harus berpijak pada etika, humanisme, dan integritas,” ucapnya.

Eka menilai kehadiran para praktisi dalam kuliah umum tersebut menjadi kesempatan penting bagi mahasiswa untuk menguatkan pemahaman mengenai dampak teknologi dalam tata kelola pemerintahan dan kehidupan masyarakat. (Az/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *