Mahasiswa Tolak Mega Proyek Sawah Luhur
Aliansi Mahasiswa menuding cacat izin, Wali Kota dinilai tutup mata
KOTA SERANG, TirtaNews – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Perjuangan Mahasiswa dan Rakyat menggelar aksi demonstrasi di Kota Serang, Senin, 25 Agustus 2025. Massa bergerak dari lampu merah Ciceri menuju Kantor Wali Kota Serang dengan membentangkan bendera merah putih raksasa sebagai simbol perlawanan terhadap mega proyek Sawah Luhur yang dinilai bermasalah.
Koordinator aksi, Wildan, menyebut proyek tersebut cacat perizinan dan sarat maladministrasi. Menurutnya, pengembang hanya mengantongi izin Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) dan izin lokasi. “Tidak ada AMDAL, izin lingkungan, ataupun PBG/IMB. Tapi proyek tetap berjalan seolah tanpa hambatan,” ujar Wildan.
Aliansi menilai keberadaan proyek itu akan memicu persoalan serius, mulai dari hilangnya lahan pertanian produktif, risiko banjir dan pencemaran, hingga potensi konflik sosial di sekitar kawasan. “Ini bukan sekadar soal proyek, tapi soal masa depan Kota Serang. Kalau pemerintah membiarkan, rakyat yang akan menanggung kerusakan lingkungan,” kata Wildan.
Mahasiswa juga menuding Wali Kota Serang membiarkan praktik pelanggaran hukum terjadi. Dalam aksinya, mereka menyampaikan lima tuntutan: menghentikan proyek sebelum seluruh izin dipenuhi, meminta wali kota bertanggung jawab, mengusut maladministrasi dan dugaan penyalahgunaan kewenangan, melibatkan masyarakat serta akademisi dalam perencanaan pembangunan, serta menegakkan hukum tanpa pandang bulu terhadap pihak yang terlibat.
“Wali Kota jangan hanya jadi penonton. Harus tegas menghentikan proyek bermasalah ini,” ujar Wildan menegaskan.
Aliansi menyatakan akan terus menggelar aksi hingga pemerintah daerah benar-benar menindaklanjuti tuntutan masyarakat. “Kota Serang membutuhkan pembangunan yang berpihak pada rakyat, bukan proyek yang hanya menguntungkan segelintir pihak,” ucap Wildan. (Az/Red)
