Mengubah Plastik Jadi Ecobrick, Mahasiswa KKN Sinarjaya UNMA 2025 Tunjukkan Inovasi

PANDEGLANG, TirtaNews — Mahasiswa KKN Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten Kelompok 17 di Desa Sinarjaya, Kecamatan Cigeulis, menunjukkan inovasi lingkungan yang inspiratif dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi ecobrick. Kegiatan ini berlangsung selama 13–20 Agustus 2025, melibatkan mahasiswa dan warga setempat dalam rangka mengedukasi masyarakat sekaligus mendaur ulang limbah menjadi produk bermanfaat.
Ecobrick merupakan botol plastik yang diisi penuh dengan sampah plastik, sehingga menjadi bahan bangunan alternatif yang ramah lingkungan. Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi sampah plastik, tetapi juga menciptakan produk kreatif, salah satunya plang nama desa, yang kini menjadi ikon kreatif Desa Sinarjaya.
Desa Sinarjaya memiliki sejumlah titik rawan sampah, seperti di sekitar jembatan, sungai, dan pemukiman warga. Menyadari kondisi tersebut, mahasiswa KKN berinisiatif mengubah sampah menjadi produk berguna sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah secara berkelanjutan.
Kegiatan dimulai dengan sosialisasi jenis sampah organik dan anorganik kepada warga. Selanjutnya, praktik pembuatan ecobrick dilakukan dengan menyiapkan botol plastik bekas dan memotong sampah menjadi ukuran kecil agar mudah dimasukkan ke dalam botol. Dengan bantuan tongkat, sampah ditekan hingga padat, lalu botol direkatkan untuk membentuk struktur yang kokoh, termasuk plang nama desa.
Koordinator mahasiswa KKN Desa Sinarjaya, Hernanda Wijaya, menyampaikan apresiasinya: “Program ini luar biasa. Ecobrick disambut baik seluruh komponen masyarakat, mulai dari aparat desa, pemuda, hingga ibu-ibu. Semua ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.”
Sementara itu, Deriskamulady, Sekretaris Mahasiswa KKN Desa Sinarjaya, menambahkan:
“Pemanfaatan limbah plastik yang diolah menjadi ecobrick memiliki daya tarik tersendiri. Proses pembuatan yang melibatkan banyak pihak juga menjadi sarana untuk menumbuhkan kebersamaan dan kepedulian lingkungan.”
Kepala Desa Sinarjaya, Jajat memberikan apresiasi penuh terhadap kegiatan ini: “Kami sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN UNMA 2025. Program ecobrick tidak hanya mengatasi persoalan sampah di desa, tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan. Inovasi ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara akademisi dan warga desa.”
Program ini tidak hanya menghasilkan produk kreatif, tetapi juga menanamkan nilai kolaborasi, kepedulian sosial, dan tanggung jawab lingkungan bagi mahasiswa maupun masyarakat. Plang nama desa dari ecobrick kini menjadi simbol komitmen bersama dalam menjaga lingkungan dan memberdayakan potensi lokal Desa Sinarjaya.
Dengan kegiatan ini, mahasiswa KKN UNMA 2025 Kelompok 17 membuktikan bahwa pengabdian masyarakat bisa menjadi katalisator perubahan, menginspirasi warga untuk peduli lingkungan, serta mendorong inovasi dari hal sederhana namun berdampak nyata. Dari botol plastik bekas hingga bangunan simbolik desa, inovasi ini menjadi bukti bahwa tindakan kecil dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat dan lingkungan. (Az/Red)