Dari Desa untuk Banten, KKN UNMA Sinarjaya Jadi Model Pemberdayaan Desa Masa Kini

0
Dari Desa untuk Banten, KKN UNMA Sinarjaya Jadi Model Pemberdayaan Desa Masa Kini
Views: 19

PANDEGLANG, TirtaNews — Mahasiswa Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten kembali membuktikan bahwa pendidikan tinggi bukan hanya soal ruang kelas dan teori di balik meja, melainkan juga soal keberanian hadir di tengah rakyat. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertajuk “Dari Desa untuk Banten”, para mahasiswa di Desa Sinarjaya, Kecamatan Cigeulis, meluncurkan terobosan nyata: membumikan kolaborasi, membangkitkan potensi lokal, dan menyalakan kembali semangat pemberdayaan desa.

Desa Sinarjaya—dikenal dengan keindahan lima curugnya dan geliat ekonomi kerakyatan—menjadi panggung tempat ilmu, idealisme, dan kerja nyata mahasiswa bersatu. Tak sekadar mengabdi, mereka menyulap desa menjadi laboratorium sosial pembangunan berkelanjutan. Hasilnya? Bukan hanya perubahan di lapangan, tapi juga inspirasi nasional.

“Desa Sinarjaya adalah miniatur masa depan Banten. Mahasiswa UNMA membuktikan bahwa mereka tidak sekadar menjalankan tugas, tetapi menyulut harapan dan perubahan,” ujar Eko Supriatno, Dosen Pembimbing Lapangan UNMA Banten.

Program “Gubernur Menyapa Desa”: Sinergi Mahasiswa, Pemerintah, dan Rakyat

Salah satu poros utama program ini adalah “Gubernur Menyapa Desa”, inisiatif mahasiswa KKN yang mendukung langsung program unggulan Bangun Jalan Desa Sejahtera (Bang Andra) yang digagas Gubernur Banten Andra Soni. Program tersebut menargetkan pembangunan 33 km jalan desa di 40 ruas di seluruh Banten, termasuk tiga titik penting di Pandeglang.

Namun mahasiswa UNMA melangkah lebih jauh. Mereka tak hanya mengawal pembangunan infrastruktur, tapi juga memperluas dampaknya ke ranah ekonomi rakyat, pelestarian lingkungan, hingga transformasi digital desa.

Serangkaian Forum Group Discussion (FGD) pun digelar untuk memperkuat gagasan dan menghubungkan stakeholder lintas sektor:

Wisata Geopark: menghadirkan Kepala Bappeda Pandeglang, Kadispar, GM PLTU 2 Labuan, dan para pemerhati lingkungan.

Koperasi Merah Putih: menggandeng Kadis UMKM, Inspektorat, BJB Labuan, dan PNM Serang untuk mendorong permodalan rakyat.

Desa Cerdas dan Data Berdaya: melibatkan DPMPTSP Banten, Kominfo Banten, LP2M UNMA, dan Direktur Brima.

Ngobrol Bareng: menjadi ruang temu penuh inspirasi bersama Bupati Pandeglang Dewi Setiani, Rektor UNMA, serta para tokoh daerah seperti Sekda Banten dan Kadisnakertrans Septo Kalnadi.

Empat Aksi Strategis

Di lapangan, mahasiswa KKN Desa Sinarjaya mengimplementasikan empat aksi besar yang langsung menyentuh jantung persoalan desa:

Pertama, Wisata Curug Berbasis Geopark. Lima curug unggulan dipetakan secara digital, pemuda lokal dilatih jadi pemandu wisata, dan konsep eco-tourism dikembangkan berbasis kearifan lokal dan prinsip keberlanjutan.

Kedua, Koperasi Merah Putih: Lawan Rentenir. Embrio koperasi desa dibentuk untuk menyediakan akses modal murah dan aman. Sasaran utama: UMKM keripik dan peternakan bebek BUMDes. Target besar: desa bebas rentenir dalam dua tahun.

Ketiga, Desa Cerdas Berbasis Data. Sistem Informasi Desa (SID) dimanfaatkan untuk mendorong transparansi, perencanaan partisipatif, dan promosi UMKM melalui platform digital.

Keempat, Literasi Keuangan dan Penguatan UMKM. Pelatihan digital marketing digelar bagi pelaku usaha keripik. Pendampingan dilakukan untuk pengelolaan keuangan usaha dan penguatan manajemen peternakan bebek.
Hasilnya: penjualan meningkat signifikan dan masyarakat mulai berdaya secara ekonomi.

Kembali ke Desa, Kembali ke Hati

Program ini menyadarkan kembali pentingnya pendekatan yang membumi dan menyentuh. KKN zaman sekarang tidak bisa lagi sekadar formalitas—pasang spanduk, bikin papan nama jalan, atau laporan rutinitas. Dibutuhkan kehadiran yang strategis dan bermakna.

“Kalau mahasiswa hanya melakukan hal-hal yang bisa dilakukan warga tanpa kita, maka kita gagal. Mahasiswa harus datang dengan gagasan, strategi, dan semangat perubahan,” tegas Eko Supriatno, DPL KKN UNMA.

Hernanda Wijaya, Ketua Mahasiswa KKN Desa Sinarjaya, menambahkan:

“Forum ‘Ngopi Warga’ kami gagas sebagai ruang silaturahmi informal—di mana warga bisa berdiskusi, menyampaikan unek-unek, bahkan menyelesaikan persoalan desa sambil menikmati kopi. Ini bukan sekadar ngobrol, tapi cara kami membangun kepercayaan dan partisipasi dari hati ke hati.”

Sementara itu, Deriskamulady, Sekretaris Mahasiswa KKN Desa Sinarjaya, menegaskan pentingnya peran aktif mahasiswa dalam proses pemberdayaan masyarakat desa:

“Mahasiswa KKN hari ini tidak cukup hanya jadi pengamat. Kita harus hadir, berkolaborasi, dan menjadi bagian dari perubahan—baik dalam sistem, budaya, maupun kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Insyallah, puncak program ini akan kami rayakan bersama warga melalui Pesta Rakyat dan Bazar Kemerdekaan Sinarjaya, sekaligus membangun gapura ramah lingkungan dari ecobrick sebagai simbol kolaborasi, kreativitas, dan kepedulian,” ujarnya.

Sinarjaya: Teladan dari Banten untuk Indonesia

Program “Dari Desa untuk Banten” telah menempatkan KKN UNMA di Desa Sinarjaya sebagai salah satu model terbaik pemberdayaan desa tingkat nasional. Kolaborasi aktif antara mahasiswa, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat menciptakan ekosistem pembangunan yang tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga menginspirasi.

Banten tidak sedang membangun dari atas—melainkan dari bawah, dari desa. Dan mahasiswa KKN UNMA adalah jembatan antara ilmu dan realita, antara gagasan dan tindakan, antara kampus dan rakyat. (Az/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *