Ngariung Nasional 2025, Reuni Alumni Gontor 2003 Penuh Kehangatan di Pantai Cinangka

0
Ngariung Nasional 2025, Reuni Alumni Gontor 2003 Penuh Kehangatan di Pantai Cinangka
Views: 64

SERANG, TirtaNews — Hamparan pasir dan debur ombak Pantai Cinangka, Serang, Banten, menjadi saksi pertemuan penuh kehangatan ratusan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor angkatan 2003 dalam gelaran Ngariung Nasional 2025, Sabtu hingga Ahad, 5–6 Juli 2025. Acara reuni akbar ini tak sekadar ajang temu kangen, melainkan juga sarat makna ukhuwah dan spiritualitas.

Para alumni yang datang dari berbagai penjuru Indonesia tampak larut dalam suasana akrab dan penuh nostalgia. Gelak tawa, pelukan hangat, dan lantunan doa menjadi pengiring kebersamaan dua hari yang dipenuhi kenangan masa pesantren.

Kehadiran dua tokoh penting memberi warna tersendiri dalam kegiatan tersebut. Prof. Dr. KH. Husnan Bey Fananie, MA—cucu pendiri Gontor sekaligus akademisi terkemuka—menyampaikan tausiyah kebangsaan yang menekankan pentingnya kontribusi alumni dalam membangun masyarakat. Sementara KH. Lukmanul Hakim, pengasuh Masjid Munzalan Pontianak sekaligus alumni 2003, mengajak rekan-rekannya untuk terus menjaga nilai-nilai keikhlasan dan pengabdian yang ditanamkan selama di pondok.

“Ngariung ini bukan sekadar reuni. Ini adalah pertemuan ruhani yang menyambung kembali energi dakwah dan pengabdian kita di berbagai medan,” ujar Lukmanul dalam sesi refleksi bersama.

Ketua panitia, Ustaz Yoshendra, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak bagi sinergi yang lebih konkret antaralumni. “Semoga Ngariung Nasional menjadi pemantik gerakan bersama untuk kemaslahatan umat, di manapun kita berada,” kata dia dalam sambutannya.

Rangkaian kegiatan meliputi sarasehan, tausiyah, diskusi tematik, serta pembagian bantuan sosial untuk masyarakat sekitar pantai. Nuansa kekeluargaan juga kian terasa dalam sesi makan bersama ala santri dan pentas seni spontan yang digelar pada malam hari.

Di tengah suasana yang sederhana namun khidmat, para peserta sepakat untuk menjadikan Ngariung Nasional sebagai agenda berkala. “Insya Allah, ukhuwah ini akan terus dijaga. Karena di balik setiap peluh di pondok dulu, ada benih persaudaraan yang abadi,” ujar seorang peserta yang kini mengajar di Kalimantan Timur.

Ngariung Nasional 2025 ditutup dengan doa bersama di bibir pantai saat matahari terbit, mengukuhkan kembali semangat para alumni Gontor 2003 untuk terus berkhidmat bagi agama, bangsa, dan sesama. (Az/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *