Dansat Brimobda Banten Imam Suhadi : Menyala untuk Sesama, Tegar Menjaga Negeri

0
Dansat Brimobda Banten Imam Suhadi : Menyala untuk Sesama, Tegar Menjaga Negeri

Oplus_131072

Views: 59

SERANG, Di balik sosok tegas Komandan Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Banten, Kombes Pol Imam Suhadi, S.I.K., tersembunyi pandangan hidup yang dalam dan bersahaja. Pria kelahiran Jombang, 5 Maret 1975 itu bukan sekadar perwira tinggi di lingkungan kepolisian, melainkan juga seorang ayah dari empat anak yang memaknai hidup sebagai ladang penerangan bagi sesama.

“Seorang lelaki Jawa harus memiliki lima unsur dalam dirinya: pingandel (iman), turogo (kendaraan), wismo (rumah), kukilo (burung peliharaan), dan garwo (pasangan hidup),” ujar Imam mengutip falsafah warisan leluhurnya. Prinsip itu pula yang terus ia pegang dalam membentuk karakter sebagai pemimpin dan pribadi.

Sebagai anak keempat dari enam bersaudara, perjalanan hidup Imam ditempa dengan nilai-nilai keteguhan dan kesederhanaan. Baginya, Pancasila bukan sekadar simbol negara, melainkan cara pandang hidup yang harus dijalankan secara utuh. “Pancasila itu cita-cita luhur bangsa. Ketuhanan, keberagaman, kemanusiaan, persatuan, budaya, permusyawaratan, keadilan—semua harus diwujudkan dalam kehidupan nyata, termasuk dalam dinas,” tegasnya.

Di tengah kesibukannya, Imam tak pernah kehilangan selera humor dan sentuhan personal dalam melihat hidup. Ia mengaku menyukai perempuan berwajah bulat—cermin kelembutan yang menyeimbangkan karakternya yang keras di lapangan. Ia juga punya kegemaran unik: mengoleksi batu dan bersepeda. “Biar tukang batu tetap hidup,” ujarnya berseloroh.

Kecintaannya pada Banten begitu dalam. Rabeg khas Serang adalah makanan favoritnya. “Alamnya, wilayahnya, karakter perempuannya kuat. Mahluk gaibnya juga asyik,” katanya sambil tertawa. Bagi Imam, perempuan adalah tiang negara. Ia menyebut sosok legendaris seperti Nyi Ageng Serang sebagai simbol keteguhan perempuan dalam sejarah bangsa. “Banten itu awal dari peradaban,” tuturnya mantap.

Dalam menjalani hidup dan memimpin pasukan, Imam menolak segala bentuk penyimpangan, termasuk korupsi. “Bekerjalah dengan benar. Berbuat baik untuk bangsa dan negara adalah ibadah nyata,” ujarnya.

Imam Suhadi adalah perwira yang tak hanya berdiri di garis depan pengamanan, tetapi juga menyalakan cahaya keteladanan bagi anak buahnya dan masyarakat luas. Seorang penjaga negeri yang tak lupa memuliakan warisan leluhur dan kearifan lokal sebagai fondasi pengabdiannya dan senantiasa peduli terhadap semesta. (Az/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *