FORWATU Banten Kunjungi Rumah Tak Layak Huni di Serang, Tantang Pemimpin Baru Tunjukkan Kepedulian

SERANG, TirtaNews – Sejumlah pengurus Forum Warga Bersatu (FORWATU) Banten menyambangi rumah panggung milik Ibu Suminah di Kabupaten Serang, Sabtu (31/5). Kunjungan itu menyiratkan kepedihan mendalam. Ibu Suminah, seorang ibu tunggal, tinggal bersama tujuh anaknya di rumah tidak layak huni yang terbuat dari bilah bambu, banyak di antaranya telah bolong dan lapuk.
Kedatangan Presidium FORWATU Banten disambut isak tangis keluarga yang selama ini merasa luput dari perhatian pemerintah. Bantuan berupa kebutuhan dasar pun langsung diserahkan FORWATU kepada keluarga tersebut.
“Ini persis seperti bukan rumah manusia, maaf. Kami sampai meneteskan air mata melihat kondisi anak-anaknya yang seakan tidak ingin tinggal di tempat ini,” kata Presidium FORWATU Banten, Arwan, kepada wartawan.
Menurut Arwan, kondisi keluarga Ibu Suminah bukan sekadar potret kemiskinan ekstrem, melainkan juga teguran moral bagi semua pihak yang memiliki kekuasaan dan anggaran untuk bertindak. Ia menilai bahwa ketahanan keluarga Suminah dalam situasi seperti ini menunjukkan kekuatan luar biasa.
“Mereka adalah orang-orang hebat. Kita yang hidup lebih layak seharusnya belajar dari ketabahan mereka. Kami hadir bukan hanya membawa bantuan, tapi menunaikan tanggung jawab moral,” ujar Arwan.
Dalam kesempatan itu, Arwan juga melontarkan tantangan terbuka kepada para pejabat publik, khususnya Bupati Serang dan anggota DPRD terpilih dari Daerah Pemilihan Jawilan. Ia meminta mereka menyelesaikan renovasi rumah tersebut sebagai simbol nyata kepedulian.
“Saya mengundang Bupati Serang terpilih dan anggota dewan dari dapil setempat untuk segera menyelesaikan rumah ini. Gunakan APBD yang sudah disediakan, tidak perlu dari kantong pribadi. Jika selesai, itu bukti bahwa kepemimpinan baru layak diapresiasi,” tegas Arwan.
FORWATU Banten menyatakan akan terus memantau perkembangan bantuan terhadap keluarga Ibu Suminah, sekaligus mengawal komitmen pemerintah daerah dalam merespons kondisi masyarakat miskin ekstrem yang masih banyak tersembunyi di pelosok wilayah Banten. (Hen/Red)