Samlawi, Anak Nelayan yang Kini Menahkodai HNSI Desa Bojonegara

0
Samlawi, Anak Nelayan yang Kini Menahkodai HNSI Desa Bojonegara

Oplus_131074

Views: 26

SERANG, TirtaNews – Samlawi, Ketua Rukun Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Bojonegara periode 2025-2030, bukanlah sosok baru di kalangan masyarakat nelayan. Lahir sebagai anak pertama dari sembilan bersaudara, Samlawi tumbuh di lingkungan pesisir yang keras. Sejak kecil, ia telah merasakan pahit getirnya hidup sebagai nelayan.

Dalam sambutannya usai dilantik sebagai Ketua Rukun HNSI Bojonegara pada Senin, 24 Maret 2025, Samlawi mengisahkan perjalanan hidupnya yang lekat dengan laut dan perjuangan.

“Kakek dan buyut saya adalah nelayan. Sejak kecil, saya dididik menjadi nelayan. Saya ini bukan kaleng-kaleng, asli anak nelayan,” ujarnya dengan tegas.

Samlawi mulai turun langsung melaut sejak usia 10 tahun. Pengalaman panjang di laut membuatnya memahami betul kesulitan yang dihadapi para nelayan. Ia mengaku merasakan sendiri bagaimana kerasnya hidup di tengah ombak dan angin laut.

“Saya benar-benar merasakan kesulitan dan pahitnya hidup sebagai nelayan,” katanya.

Meski kini memegang jabatan sebagai Ketua Rukun HNSI, Samlawi menegaskan bahwa amanah tersebut bukanlah sesuatu yang ia banggakan secara berlebihan, melainkan tanggung jawab besar yang akan ia jaga sebaik mungkin.

“Kakek moyang saya adalah pejuang. Jabatan ini saya genggam di tangan saya. Jika ada yang ingin mengambil, silakan, tapi dengan cara yang elegan, sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa dirinya tidak akan tinggal diam jika ada pihak yang mencoba mengganggu atau merugikan kepentingan nelayan.

“Darah yang mengalir dalam tubuh saya ini adalah darah pejuang, bukan pecundang. Jika ada yang mau macam-macam, saya tidak akan diam,” ucapnya lantang.

Sebagai pemimpin HNSI Bojonegara, Samlawi berkomitmen memperjuangkan kesejahteraan nelayan. Ia menyadari bahwa nelayan tidak memiliki senjata atau kekuatan besar, tetapi tekad dan solidaritas menjadi kekuatan utama dalam membela hak-hak mereka.

“Nelayan itu tidak punya bedil, hanya punya engkol. Tapi kami akan terus berjuang demi kesejahteraan masyarakat nelayan,” tutupnya.

Dengan latar belakang dan pengalaman panjang di dunia kelautan, Samlawi diharapkan mampu menjadi jembatan komunikasi antara nelayan dan pemerintah serta memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan nelayan di Kecamatan Bojonegara. (Az/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *