Pembangunan Perumahan Prajurit di Serang Dimulai, Maruarar Sirait Tekankan Pengawasan Ketat

oplus_2
KOTA SERANG, TirtaNews – Pemerintah meluncurkan pembangunan perumahan bagi prajurit TNI dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek Graha Kartika Sedayu di Kasemen, Kota Serang, Banten, pada Minggu, 9 Maret 2025. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait bersama Inspektur Jenderal TNI Angkatan Darat (Irjenad) Erwin Djatniko memimpin seremoni tersebut.
Dalam sambutannya, Irjenad Erwin Djatniko menyampaikan permohonan maaf dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak yang berhalangan hadir karena tugas kenegaraan. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung proyek ini. Semoga ini menjadi ibadah kita dalam menyejahterakan masyarakat Indonesia,” ujar Erwin.
Proyek ini merupakan bagian dari program nasional pembangunan rumah dinas bagi prajurit, yang secara serentak dilakukan di lima daerah, yakni Banten, Bekasi, Bogor, Brebes, dan Bantul. Total sebanyak 5.700 unit rumah akan dibangun dengan tipe 36/72 untuk komersil dan 30/70 untuk subsidi, mencakup lahan seluas 68 hektare. Dari total luas tersebut, 36 hektare merupakan aset TWPAD (Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat), sementara 32 hektare milik pengembang. Untuk di Serang ini akan dibangun sebanyak 2.023 unit sebanyak 1.282 unit Subsidi, 290 unit Komersil dan 451 unit TNI-AD.
Menteri PKP Maruarar Sirait menegaskan bahwa proyek ini harus dikelola secara transparan dan sesuai sasaran. Ia menyoroti pentingnya memastikan pembangunan rumah subsidi benar-benar diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Sesuai arahan Presiden, jumlah rumah harus meningkat, tetapi kualitas juga harus terjaga. Jangan sampai ada developer yang tidak bertanggung jawab. Inspektorat harus memastikan penggunaan uang negara tepat sasaran,” kata Maruarar.

Ia juga mengingatkan agar tidak ada pungutan liar (pungli) yang membebani pengembang dan masyarakat. “Jika ada pungli, pasti akan dilimpahkan ke konsumen. Tolong tindak tegas jika ada yang bermain di lapangan,” ujarnya.
Pembangunan perumahan ini mendapat dukungan dari beberapa bank, termasuk Bank Mandiri, BTN, BRI, BNI, serta sejumlah bank daerah. Hingga Maret 2025, program Tapera telah menyalurkan 51.534 unit rumah dan 122.421 unit lainnya sedang dalam proses pembangunan.
Maruarar menekankan bahwa proyek ini tidak hanya diperuntukkan bagi prajurit TNI, tetapi juga bagi masyarakat umum, termasuk pekerja informal seperti pedagang kecil dan tukang bakso, selama memiliki penghasilan tetap.
Pemerintah menargetkan pembangunan perumahan ini selesai pada Mei 2025. “Kami optimistis proyek ini bisa mengurangi pengangguran, karena banyak sektor industri yang terlibat, mulai dari semen, pasir, hingga cat,” pungkasnya. (Az/Red)