Makna Bela Negara yang Relevan di Tengah Dinamika Zaman
SERANG, TirtaNews – Dalam suasana khidmat meski diguyur hujan, prajurit Korem 064/Maulana Yusuf (MY) mengikuti Upacara Peringatan Hari Bela Negara di Lapangan Makorem 064/MY. Upacara ini menegaskan pentingnya semangat bela negara sebagai landasan menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Komandan Korem 064/MY Brigjen TNI Fierman, dalam sambutannya yang membacakan amanat Presiden Republik Indonesia, menekankan bahwa bela negara adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
“Bela negara merupakan kewajiban seluruh elemen masyarakat. TNI hanyalah salah satu elemen saja,” tegas Brigjen Fierman.
Ia mengingatkan, sejarah telah membuktikan kekuatan bangsa dalam mempertahankan kedaulatan. Pada peristiwa agresi militer kedua, ketika Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan diserang dan pejabat negara ditahan, eksistensi NKRI tetap diperjuangkan melalui Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin Syafrudin Prawiranegara di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
“Peringatan Hari Bela Negara adalah momentum untuk mengenang perjuangan para pahlawan dalam menjaga kedaulatan negara,” lanjut Brigjen Fierman.
Di tengah dinamika politik global saat ini, bela negara memiliki spektrum yang semakin kompleks. Ancaman terhadap negara tidak lagi hanya berbentuk serangan militer, tetapi juga melalui berbagai inovasi teknologi dan kreatifitas manusia yang dapat membahayakan kedaulatan. Oleh karena itu, tanggung jawab untuk melindungi bangsa menjadi tugas semua pihak.
“Setiap individu memiliki peran strategis dalam menjaga persatuan, keutuhan, dan kemajuan bangsa,” tambahnya.
Upacara ini menjadi pengingat akan pentingnya memperkuat keyakinan bersama untuk meraih kemakmuran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sekaligus mempertegas komitmen terhadap nilai-nilai bela negara yang relevan hingga kini. (Az/Red)