Rumah Pemulung di Serang Roboh Diterjang Hujan Deras, Belum Ada Bantuan dari Pemerintah
SERANG, TirtaNews – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Serang dalam beberapa hari terakhir memicu peristiwa tragis di Desa Teras Bendung, Kecamatan Lebakwangi. Sebuah rumah sederhana milik Dul Halim (49), seorang pemulung yang tinggal seorang diri, roboh pada Jumat, 13 November 2024. Meski tidak ada korban jiwa, seluruh harta benda milik Dul Halim hancur, menyisakan puing-puing yang menjadi saksi kehancuran.
“Saya bersyukur masih selamat, tapi semua barang saya habis. Rumah yang sudah saya tinggali bertahun-tahun kini hanya tinggal reruntuhan,” tutur Dul Halim dengan suara penuh kesedihan.
Sebagai pemulung, penghasilan Dul Halim sangat terbatas. Rumahnya yang roboh akibat derasnya hujan menambah beban hidupnya. Kini, ia terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, meski hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah daerah.
“Sudah hampir seminggu sejak rumah saya roboh, tapi belum ada bantuan dari pemerintah Kabupaten Serang. Saya hanya berharap pemerintah segera turun tangan, agar saya bisa punya tempat tinggal yang layak lagi,” ujarnya.
Meski demikian, sejumlah pihak telah menunjukkan kepedulian. Babinsa dari Koramil setempat diketahui telah datang untuk mengecek kondisi Dul Halim dan memberikan bantuan sembako. Namun, bagi Dul Halim, bantuan tersebut belum cukup untuk mengatasi dampak kerusakan yang dialaminya.
“Sembako sangat membantu, tapi yang saya butuhkan adalah bantuan untuk membangun rumah kembali. Harapan saya, pemerintah bisa memberikan perhatian lebih,” tambahnya.
Kejadian ini turut memicu keprihatinan warga sekitar. Abdullah, salah seorang tetangga Dul Halim, mengungkapkan bahwa kondisi Dul Halim sangat membutuhkan perhatian segera. “Beliau tidak punya cukup dana untuk membangun rumahnya sendiri. Kami berharap pemerintah Kabupaten Serang bisa segera memberikan bantuan material atau dana,” ujar Abdullah.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di tengah intensitas curah hujan yang tinggi. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, dampak kehancuran rumah Dul Halim menyentuh hati banyak orang, sekaligus menjadi sorotan akan lambannya respons pemerintah daerah terhadap warga yang terdampak bencana.
Dul Halim hanya bisa berharap agar rumahnya segera dibangun kembali, sehingga ia bisa kembali hidup dengan tenang. “Selain pemerintah, saya juga berharap ada bantuan dari masyarakat yang peduli. Dukungan apa pun sangat berarti bagi saya,” katanya.
Kisah Dul Halim seharusnya menjadi perhatian bagi semua pihak, terutama pemerintah daerah, untuk lebih sigap dalam menangani dampak bencana, khususnya bagi masyarakat kecil yang terdampak. Keterlibatan semua elemen masyarakat diharapkan mampu meringankan beban mereka yang tertimpa musibah. (Az/Red)