Warga Desa Jayamanik Ancam Blokir Jalan Rusak yang Dibiarkan Bertahun-tahun
LEBAK, TirtaNews – Warga Desa Jayamanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, geram dengan kondisi jalan yang rusak parah dan tak kunjung diperbaiki. Setelah bertahun-tahun dibiarkan tanpa penanganan, mereka berencana melakukan aksi unjuk rasa dengan memblokir akses jalan yang rusak tersebut. Jalan tersebut diketahui sering digunakan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk mengangkut hasil sawit, meski kondisinya sangat tidak layak.
Arif, salah satu tokoh pemuda Desa Jayamanik, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi jalan yang memprihatinkan. “Jalan ini sangat tidak layak untuk dilalui kendaraan. Kami sudah terlalu lama bersabar. Karena itu, kami akan melakukan aksi blokir jalan yang kerap dilintasi kendaraan perusahaan PTPN,” ujarnya saat ditemui pada Senin, 19 Agustus 2024.
Menurut Arif, bersama puluhan warga dan tokoh masyarakat dari beberapa kampung di Desa Jayamanik, mereka telah mendatangi Kantor Desa untuk menyampaikan tuntutan dan meminta izin kepada Kepala Desa agar aksi blokir jalan bisa dilakukan. “Kami meminta izin aksi ini dan menyampaikan tuntutan warga. Kami tidak bisa terus diam melihat kondisi jalan yang semakin parah,” tegasnya.
Kepala Desa Jayamanik, Oji Saputra, mengaku mendukung aspirasi warganya. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya pihak desa bersama warga telah melakukan audiensi dengan PTPN, meminta agar jalan segera diperbaiki. Namun, jawaban dari pihak perkebunan pada hari Senin ini tidak sesuai harapan warga, sehingga memicu rencana aksi blokir jalan.
“Warga kecewa karena jawaban dari pihak PTPN tidak maksimal. Mereka berjanji akan memberikan jawaban, tetapi yang diberikan tidak memuaskan. Oleh karena itu, warga merasa perlu melakukan tindakan lebih tegas,” jelas Oji.
Kondisi jalan di Desa Jayamanik memang memprihatinkan. Di musim kemarau, jalan dipenuhi debu, sementara saat musim hujan, jalan berubah menjadi berlubang dan licin, sehingga sering membuat kendaraan tergelincir. Warga berharap aksi mereka akan memaksa pihak terkait segera memperbaiki jalan demi kenyamanan dan keselamatan mereka.
Aksi ini menjadi peringatan bagi pihak perkebunan agar tidak mengabaikan keluhan masyarakat yang telah lama merasakan dampak dari kerusakan jalan tersebut. (Ridwan/Red)