Pembangunan SPAL di Kelurahan Teritih Diduga Minim Pengawasan
SERANG, TirtaNews – Proyek pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPAL-DS) di Kelurahan Teritih, Kecamatan Walantaka, Kota Serang, Banten, yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik, tengah menjadi sorotan. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) “Teritih Bersatu” ini diduga minim pengawasan dan menuai sejumlah keluhan dari warga.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa Tim Pendamping Swadaya (TPS) jarang terlihat saat pelaksanaan proyek. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kualitas pekerjaan yang dilakukan, mengingat pengawasan yang seharusnya dilakukan terkesan lemah.
Salah satu penerima manfaat program sanitasi ini, yang enggan disebut namanya, mengeluhkan bahwa meskipun program ini seharusnya gratis, ia tetap harus mengeluarkan uang pribadi untuk memberi makan para pekerja dan membeli beberapa bahan bangunan. “Saya keluar uang untuk yang kerja, beli rokok, kopi, kue, bahkan pernah bayar pekerja. Saya juga beli satu sak semen untuk bangunan WC itu,” ujarnya.
Keluhan serupa disampaikan oleh salah satu pekerja proyek yang juga memilih anonim. Ia mengaku sudah bekerja selama empat hari namun belum menerima upah. “Saya kerja sudah empat hari, tapi belum nerima upah ataupun dikasih kasbon. Muhyadi, selaku Ketua KSM, juga tidak pernah datang ke lokasi,” ungkapnya.
Muhyadi, Ketua KSM “Teritih Bersatu”, belum memberikan tanggapan meskipun telah dihubungi beberapa kali melalui pesan WhatsApp.
Proyek ini memiliki target membangun 50 unit sistem pengelolaan limbah domestik dengan anggaran sebesar Rp 375 juta dan waktu pelaksanaan 104 hari kalender. Namun, dengan munculnya berbagai keluhan terkait minimnya pengawasan dan kendala di lapangan, keberhasilan proyek ini kini dipertanyakan.(Tim/Red)