Ketua Forwatu Banten Dijegal Matel Berkedok Ormas di Bogor

0
Ketua Forwatu Banten Dijegal Matel Berkedok Ormas di Bogor
Views: 376

BOGOR, TirtaNews – Ketua dan Bendahara Forum Warga Bersatu Banten (Forwatu Banten) menjadi korban perlakuan tidak menyenangkan dari sekelompok orang yang diduga sebagai mata elang (matel) berkedok organisasi masyarakat (ormas). Insiden ini terjadi di Leuwiliang, Kabupaten Bogor, saat mereka sedang dalam perjalanan pulang setelah menyelesaikan advokasi bagi warga Banten di Dermaga, Bogor.

Riswanto, Bendahara Forwatu Banten, mengalami penghentian paksa terhadap mobil Avanza miliknya oleh kelompok matel. Sebelumnya, Ketua Forwatu Banten, Arwan, bersama Riswanto dan dua warga Banten lainnya, telah menyelesaikan urusan advokasi di Universitas Pakuan, Bogor. Namun, saat tiba di Dermaga, mereka dihadang oleh puluhan matel yang mendatangi rumah salah satu warga setempat.

“Saya sudah katakan, masalah ini bisa diselesaikan sesuai undang-undang. Kami di Forwatu Banten adalah keluarga besar, dan kami berusaha menjaga kondusifitas. Soal uang rokok dan bensin, saya akan bantu, tapi kita harus tetap menghormati aturan,” ujar Arwan ketika mencoba menengahi perdebatan antara Riswanto dan perwakilan matel yang mengaku berasal dari DPP BPPKB.

Namun, meski telah memberikan bantuan melalui transfer uang, ketegangan tidak mereda. Sekitar satu jam kemudian, rombongan matel kembali mengumpulkan massa dan menghentikan paksa mobil yang dikendarai oleh Ketua dan Bendahara Forwatu di jalan Leuwiliang.

“Ini ada apa lagi? Jangan main keroyokan seperti ini! Penanganan fidusia tidak seharusnya dilakukan seperti ini!” tegas Arwan dalam keadaan marah.

Salah satu matel yang terlibat, seorang pria bernama Deni, dengan nada mengancam menuntut tambahan uang sebesar lima juta rupiah, dengan alasan bahwa jika unit mobil dibawa ke leasing, mereka bisa mendapatkan lebih banyak uang.

Merasa tidak dihargai, Ketua Forwatu Banten kemudian mengunggah video kejadian tersebut di media sosial, yang langsung memicu kemarahan seluruh pengurus Forwatu Banten.

“Jika dalam 2×24 jam Anda tidak meminta maaf kepada Ketua kami, kami akan mendatangi Bogor dan meminta evaluasi terhadap Anda yang membawa-bawa nama organisasi BPPKB. Saya juga pengurus BPPKB, dan Ketum Arwan adalah penasihat kami,” ungkap Bang Wao, Ketua DPRT Jagabaya.

Ketua RELASI Asep Saprudin juga menyayangkan tindakan para matel yang tidak menghormati Forwatu Banten, terutama setelah diperkenalkan secara resmi.

“Ini bukan soal uang, ini soal marwah! Kami tidak akan tinggal diam, kami akan membuat perhitungan dengan mereka!” ancam Aresma, anggota Forwatu Banten.

Ketua KKPMP Markas Wilayah Banten, Jeri Kaspor, menegaskan kesiapannya untuk mendampingi jika perlu.

“Saya sudah hubungi Rudi dan Deni. Rudi tidak mengakui bahwa dia bagian dari matel. Kami di Forwatu Banten tidak pernah berurusan dengan leasing, kami hanya memberikan kontribusi pemikiran. Tapi sekarang, setelah dihadang di jalan, saya sangat sakit hati melihat Ketua kami diperlakukan seperti itu! Sesuai arahan Kapolri, tembak di tempat matel yang bertindak di luar hukum!” tegas Jeri.

Insiden ini telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Forwatu Banten dan organisasi terkait, yang menuntut keadilan dan tindakan tegas terhadap oknum yang terlibat. (Hen/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *