Apresiasi Inovasi Penurunan Stunting, Plh Sekda Virgojanti : Butuh Kolaborasi Semua Pihak

0
Apresiasi Inovasi Penurunan Stunting, Plh Sekda Virgojanti : Butuh Kolaborasi Semua Pihak
Views: 123

KOTA SERANG, TirtaNews – Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten Virgojanti mengapresiasi atas langkah inovasi oleh masyarakat bersama stakeholder lainnya dalam penurunan stunting di Provinsi Banten. Penurunan stunting harus dilakukan secara bersama maupun pentahelix antara pemerintah, masyarakat, hingga penggiat dan pemerhati kesehatan.

Hal itu disampaikan Virgojanti usai membuka Lokakarya dan Penghargaan Inovasi Stunting 2024 yang diselenggarakan DP3AKKB Provinsi Banten bekerjasama dengan PATTIRO Banten di Aula D’Griya Hotel, Kota Serang, Kamis (25/7/2024).

“Baru saja saya membuka Lokakarya dan Pemberian Penghargaan Inovasi kepada para inovator yang bekerja keras dalam mengakselerasi penurunan stunting di Provinsi Banten,” ungkap Virgojanti.

“Kami mengapresiasi hal tersebut, lantaran itu bagian kontribusi para inovator dalam rangka penurunan stunting,” lanjutnya.

Virgojanti menilai langkah tersebut bertujuan mendekatkan dan memudahkan pelayanan dalam menurunkan stunting di Provinsi Banten.

“Mudah-mudahan itu bisa menjadi motivasi dalam melakukan langkah baik bagi yang lainnya, dan semoga ini dapat dikembangkan oleh daerah lainnya,” katanya.

Dikatakan, penurunan stunting harus dilakukan secara bersama maupun pentahelix, baik pemerintah, masyarakat hingga para penggiat dan pemerhati kesehatan.

“Karena penanganan stunting ini tidak bisa ditangani oleh satu bidang saja, tapi perlu kolaborasi untuk mencapai penurunan stunting,” imbuhnya.

Virgojanti menuturkan belum lama ini telah dilakukan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting tahun 2024.

“Jadi seluruh balita diminta untuk hadir di Posyandu untuk dilakukan pengukuran dan penimbangan ulang. Provinsi Banten masuk dalam daerah yang mencapai 100 persen dari target pengukuran,” jelasnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Pattiro Banten Panji Bahari NR mengatakan dalam menangani stunting dibutuhkannya kolaborasi yang tinggi serta inovasi yang digerakan pada masyarakat.

“Mulai dari akhir tahun 2023 kami turut serta dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Banten. Pada saat di perjalanan kami menemukan bahwa pencegahan stunting membutuhkan kolaborasi lebih tinggi dan inovasi di masyarakat. Maka kita memberikan penghargaan atas inovasi-inovasi yang dilakukan dalam penurunan stunting,” ujarnya.

Selanjutnya, Panji menuturkan untuk memanfaatkan bonus demografi guna mewujudkan Indonesia Emas 2045 masih terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi. Di antaranya permasalahan stunting.

“Kita berharap ke depannya upaya ini bisa ditingkatkan lagi, serta diharapkan muncul inovasi-inovasi yang lebih efektif dan efisien. Sehingga angka stunting di Provinsi Banten bisa turun dengan cepat,” pungkasnya.

Sebagai informasi, DP3AKKB Provinsi Banten bersama PATTIRO Banten telah melaksanakan program KATALIS dan Penilaian Kompetisi Inovasi Penanganan Stunting 2024 yang diikuti 19 Inovator dari Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten.

Selanjutnya, dari 19 inovator tersebut terpilih 6 finalis yang telah melalui tahapan seleksi. Kemudian dari 6 finalis tersebut ditentukan 3 pemenang lomba inovasi penanganan stunting, yakni Puskesmas Bojong Kamal Kabupaten Tangerang dengan Inovasi Makan Bersama Cegah Stunting (Mama Centing), TP-PKK Kecamatan Cilegon Kota Cilegon dengan inovasi Kepedulian Masyarakat untuk Stunting di Kecamatan Cilegon (Kamus Cilegon) serta Puskesmas Labuan Kabupaten Pandeglang dengan inovasi Bersama Peduli Atasi Stunting (Beli Anting).

Adapun tujuan lomba inovasi penanganan stunting tersebut untuk menjaring praktik baik yang dilakukan masyarakat dalam penanganan stunting, penyebarluasan praktik baik yang sudah dijalankan oleh komunitas masyarakat atau instansi pemerintah dalam menangani stunting.

Tidak hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendukung implementasi ide-ide kreatif/inovatif dalam meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak di desa serta membangun kolaborasi antara pemangku kepentingan dalam upaya penanganan stunting sampai di tingkat desa.
(Az/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *