Nikel Sultra: Potensi Terpendam di Antara Kemiskinan dan Bencana
Oleh: Rusmin Abdul Gani
Ketua Umum PB HIPTI (Himpunan Pengusaha Tambang Tolaki)
Sulawesi Tenggara (Sultra) diberkahi dengan kekayaan alam yang melimpah, salah satunya nikel. Potensi cadangan nikel di Sultra diperkirakan mencapai 23,7 juta ton, menjadikannya salah satu daerah dengan kandungan nikel terbesar di dunia. Harapannya, kekayaan alam ini dapat menjadi kunci untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat Sultra yang masih tertinggal.
Namun, ironisnya, meskipun memiliki potensi nikel yang begitu besar, Sultra masih masuk dalam kategori daerah miskin di Indonesia. Pada tahun 2022, angka kemiskinan di Sultra mencapai 11,81%, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 9,70%. Hal ini menunjukkan bahwa kekayaan nikel belum memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.
Di mana letak permasalahannya? Salah satu faktor utama adalah minimnya hilirisasi industri nikel di Sultra. Saat ini, mayoritas nikel di Sultra diekspor dalam bentuk bahan baku mentah, sehingga nilainya jauh lebih rendah dibandingkan jika diolah menjadi produk akhir.
Kurangnya infrastruktur dan sumber daya manusia yang terampil juga menjadi hambatan lain dalam pemanfaatan potensi nikel di Sultra. Banyak masyarakat lokal yang tidak memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk bekerja di industri nikel, sehingga mereka harus menjadi penonton di tanah mereka sendiri.
Pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu solusinya adalah dengan mendorong investasi di sektor hilirisasi industri nikel di Sultra. Hal ini akan membuka peluang kerja baru bagi masyarakat lokal dan meningkatkan nilai tambah dari nikel.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi di Sultra untuk membekali masyarakat dengan keahlian yang dibutuhkan di industri nikel.
Pemanfaatan tenaga kerja lokal dalam industri nikel juga perlu dioptimalkan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan perusahaan tambang untuk memberikan pelatihan dan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal.
Selain itu, kerjasama antara pemerintah, perusahaan, dan perguruan tinggi dapat mempercepat inovasi dalam industri nikel. Kemitraan ini dapat menghasilkan teknologi baru untuk pengolahan nikel yang lebih efisien dan ramah lingkungan, sambil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja lokal.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan potensi nikel di Sultra dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membawa Sultra keluar dari bayang-bayang kemiskinan.#