Apresiasi 1500 TPK di Lebak, Kepala BKKBN Banten: TPK Adalah Aktor Penting
Lebak, TirtaNews – Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten Rusman Effendi mengapresiasi para Tim Pendamping Keluarga (TPK) Provinsi Banten yang berjumlah sekitar 1500 orang yang hadir pada Apel Siaga TPK se-Provinsi Banten di Lebak, Rabu (6/9/2023) pagi.
Rusman yang hadir mendampingi Deputi Adpin BKKBN RI Drs Sukaryo Teguh Santoso Mpd, Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi, (Ketua Percepatan Pengendalian Stunting Kabupaten Lebak), dan Ketua IBI (Ikatan Bidan Indonesia) Emi Nurjasmi terlebih dahulu meninjau pos kesehatan yang melayani warga yang melakukan pemasangan alat kontrasepsi secara implan. Tak hanya itu, rombongan juga meninjau beberapa booth yang dikelola kader PKK, bidan, dan kader KB Provinsi Banten.
Dalam sambutannya, Rusman menyampaikan penurunan angka stunting merupakan salah satu prioritas nasional untuk mewujudkan SDM Unggul Generasi Emas Indonesia.
“Sebagai pondasi awal untuk mencapai cita-cita tersebut, kita harus memastikan penerus bangsa yang sehat dan tidak stunting.Presiden Joko Widodo mentargetkan prevalensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Bahkan, Beliau memberikan arahan agar penurunan stunting minimal 3% per tahun,” ungkap Rusman.
Salah satu pembaharuan strategi percepatan penurunan stunting adalah dengan pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga berisiko stunting. Dimana, Tim Pendamping Keluarga (TPK) adalah aktor penting dalam menjalankan strategi tersebut.
Dikatakannya, BKKBN dan Pemerintah Daerah, telah merekrut 573 anggota SATGAS di 34 provinsi dan 514 kabupaten serta 200,000 anggota Tim Pendamping Keluarga, yang terdiri dari Bidan Desa, Kader PKK dan Kader KB/PLKB, dan itu semua merupakan tindak lanjut Perpres No.72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
“Tugas mulia dari TPK salah satunya adalah memberikan edukasi kepada keluarga berisiko stunting tentang pengasuhan untuk tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan, pemberian makanan bergizi termasuk menyusui, akses air bersih dan sanitasi, serta tak kalah pentingnya adalah menfasilitasi keluarga berisiko stunting yang miskin (kurang sejahtera) untuk mendapatkan berbagai program perlindungan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau kartu sembako, dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tentunya, TPK harus berkoordinasi dengan fasilitator atau tenaga profesional yang ada di Desa, Puskesmas dan Dinas Sosial,” beber Rusman.
Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada kurang lebih 1000 anggota Tim Pendamping Keluarga Kabupaten Lebak yang hari ini dapat hadir dan telah melaksanakan tugasnya untuk mengabdi kepada bangsa dan negara tanpa lelah untuk memastikan anak cucu kita bisa menjadi generasi emas di masa yang akan datang.
Rusman juga mengajak untuk bersama-sama melanjutkan perjuangan agar bisa mewujudkan mimpi anak bangsa. “Mari kita berikan kado yang tak tergantikan kepada bangsa ini melalui pencetakan-pencetakan SDM manusia Indonesia unggul yang cerdas dan sejahtera,” lanjutnya.
Perjalanan BKKBN Provinsi Banten dalam menurunkan angka stunting sejak 2018 bukanlah proses yang mulus. Namun atas perjuangan semua pihak, Provinsi Banten dapat menurunkan Stunting dari 24,5% di Tahun 2021 menjadi 20% di Tahun 2022.
“Ini adalah capaian yang luar biasa, kerja keras semua pihak baik dari unsur Pemerintahan Pusat, Provinsi dan kabupaten Kota serta Mitra Kerja lain mulai TNI, Organisasi Profesi terutama IBI Provinsi Banten yang menjadi mitra kerja BKKBN yang selalu mendukung Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting di Provinsi Banten serta pihak Swasta yang turut mendukung penuh dalam Program Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Banten. Tak Lupa Tim Pendamping Keluarga sebagai Garda terdepan dalam upaya pencegahan resiko stunting dan upaya penurunan stunting di Provinsi Banten,” pungkas Rusman. (yogi/red)